Sabtu, 09 Mei 2009

Jumat, 08 Mei 2009

THOUGHT FOR THE DAY

To attain the attitude of surrender, of dedication, you must have Faith in God. This world is His play; it is not an empty dream; it has its own purpose and use. It is the means by which one can discover God; see Him in the beauty, the grandeur, the order, the majesty of Nature. These are but shadows of His Glory and His Splendour. Upasana (adoration of God), leads to the knowledge that He is all; when you experience that there is no Second, that is Jnana (Spiritual Wisdom)!

Untuk mencapai sikap penyerahan, didasari oleh bhakti, engkau harus memiliki keyakinan pada Tuhan. Dunia ini adalah permainan-Nya; hal ini bukanlah suatu mimpi yang kosong; hal ini memiliki tujuan dan penggunaannya sendiri. Ini merupakan salah satu cara yang dapat menemukan Tuhan, melihat-Nya dalam keindahan, kemegahan, keteraturan, keagungan. Ini tidak lain merupakan bayangan-bayangan dari Kemuliaan-Nya dan Kecemerlangan- Nya. Upasana (pemujaan terhadap Tuhan), mengarah pada pengetahuan bahwa Beliau (Tuhan) adalah segalanya; ketika engkau mengalami bahwa tidak ada yang Kedua, ini adalah Jnana (Kebijaksanaan Spiritual)

Man's foremost duty is to make right use of the time through the bodily vesture given to him. Man is bound by actions in this phenomenal world. While the Divine is all-pervasive, man fails to recognise it. He is unable to see the light that is within him. The Reality which you seek everywhere in the outside world is within you. Man today looks only at the outside world; this is an animal quality. To look inward is the mark of the true human being. Obsessed with the external and ignoring his inner vision, man has forfeited his power of discrimination.

Tugas utama seorang manusia adalah memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya melalui organ-organ tubuh yang telah diberikan kepadanya. Walaupun Ketuhanan itu meliputi segalanya, manusia tidak menyadarinya. Manusia tidak mampu untuk melihat cahaya yang ada di dalam dirinya. Kebenaran yang engkau cari dimana-mana di dalam dunia luar itu ada dalam dirimu. Saat ini manusia cenderung hanya melihat ke dunia eksternal saja; yang mana ini merupakan kualitas hewaniah. Melihat ke dalam atau introspeksi diri adalah pertanda kualitas manusia sejati. Mereka yang terobsesi dengan dunia eksternal dan sebaliknya malah mengabaikan perenungan terhadap dirinya sendiri, maka itu adalah pertanda bahwa yang bersangkutan telah menyia-nyiakan kemampuan diskriminatifnya.

Life is a game of football. You are the ball and you are bound to be thrown and kicked about. How long have you to bear this treatment? Until the air is full in the ball. Deflate it, and no one will kick it again! The air that inflates is the ego. When the ego is out, Bliss comes in. Remove the ego in you and make yourself useful to your parents and society. Do not belittle others or your parents as illiterate or ignorant. They are far more knowledgeable than you are. Never cause tears to fill the eyes of your parents. Love them, revere them and serve them. Be humble and loving, and in the company of good and Godly. Remember the Name of God indicating His Glory, His Mercy, His Love... All egoistic feelings will flee away from you.

Hidup adalah bagaikan permainan sepak bola. Engkau ibarat bola yang harus dilempar dan ditendang. Sampai berapa lama engkau bisa memikul beban seperti ini? Selama udara masih penuh ada di dalam bola. Kempeskanlah bola itu, dan tak seorang pun akan menendangnya! Udara yang dipompakan adalah keakuan. Ketika rasa keakuan tersebut keluar, Kebahagiaan akan mengalir memasukinya. Hilangkanlah keakuan dalam dirimu dan buatlah dirimu menjadi berguna bagi orang tua dan masyarakat. Jangan meremehkan orang lain atau orang tuamu karena mereka dianggap buta huruf atau bodoh. Mereka semua lebih berpengetahuan dibandingkan dirimu. Jangan sampai membuat orang tuamu menitikkan air mata kesedihan. Kasihi mereka, hormati mereka dan layani mereka. Jadilah sederhana dan penuh kasih, dan pilihlah lingkungan yang baik dan Bertuhan. Ingatlah selalu akan Nama Tuhan yang menunjukkan KeagunganNya, KemurahanNya, KasihNya… Semua rasa keakuan akan terbang pergi menjauh darimu.


The Divine is present in man like the unseen thread which holds a garland together. The entire cosmos is permeated by the Divine and is the visible manifestation of the Divine. Consider yourselves the children of one mother and belonging to the family of humanity. Do not give room for differences of race, creed and nationality. Believe firmly that all belong to the caste of humanity, follow the religion of love and speak the language of the heart. Water is called by different names in different languages. Likewise God is one, whatever name you call Him by, be it Allah, Jesus, Buddha or Rama - have that faith. Develop this universal outlook and don't criticize any religion.

Ketuhanan hadir pada manusia seperti benang yang tidak terlihat yang memegang garland bersama-sama. Seluruh alam semesta tersebar ke seluruh bagian Ketuhanan dan merupakan manifestasi dari illahi. Anggaplah diri kalian dari satu ibu dan merupakan bagian keluarga dari umat manusia. Jangan memberikan ruang bagi perbedaan ras, kepercayaan dan kebangsaan. Percayalah dengan kuat bahwa semua kasta adalah kemanusiaan, ikuti agama kasih dan bicaralah dengan bahasa hati. Air disebut dengan berbagai nama dalam bahasa yang berbeda. Demikian pula Tuhan adalah satu, apapun nama yang engkau sebut, apakah itu Allah, Jesus, Buddha atau Rama – miliki keyakinan ini. Kembangkan pandangan universal ini dan jangan mengkritik agama apapun.