Kamis, 20 Mei 2010

GURU




Dhyàna mùlaý gurur murtiá

Pùjà mùlaý gurur padam,

Mantraý mùlaý gurur vàkyaý

Mokûa mùlam gurur kåpam 

(Gurustotra 1.)

 

(Pada saat mulai belajar pusatkanlah pikiran pada sosok sang guru,

saat mulai melakukan pemujaan, berbaktilah di depan kaki guru,

mantram adalah ajaran pertama kali keluar dari ucapan guru

dan untuk mencapai Mokûa mulailah dari karunia guru)


"Guru ngaranya,wang awreddha, tapowreddha,
jñànawreddha.Wwang awreddha ng.sang matuha
matuha ring wayah, kadyangganing bapa, ibu.
pangajyan, nguniweh sang sumangàskàra rikita.
Tapowreddha ng. sang matuha ring brata, Jñàna-
wreddha ng. sang matuha rting aji" 

(Yang disebut guru adalah orang yang sudah Awreddha, Tapo-
wreddha, Jñànawreddha. Orang Awreddha adalah orang yang
sudah lanjut usianya seperti bapa, ibu, orang yang mendidik
(mengajar/pangjyan), lebih-lebih orang yang mentasbihkan
(mensucikan/sumangàskàra)engkau.Tapowreddha disebut bagi
orang matang di dalam pelaksanaan brata.Jñànawreddha adalah
orang yang ahli di dalam ilmu pengetahuan (spiritual)


Oý Gurur Brahma Gurur Vishnu
Gurur deva Mahesvara,
Gurur sàksat Param Brahma
tasmai Srì gurave namahá.

(Om Hyang Widhi, Engkau adalah Brahma, Vishnu dan
Mahesvara, sebagai guru agung, pencipta, pemelihara
pelebur alam semesta. Engkau adalah Guru Tertinggi,
Param Brahma, kepada-Mu aku memuja)

THOUGHT FOR THE DAY


Jika segalanya dipersembahkan kepada Tuhan, tidak akan ada ruang untuk kecemasan atau kesedihan, atau bahkan kegembiraan. Jika engkau membebaskan dirimu dari keterikatan, kedamaianmu (Shanti) tidak pernah terganggu. ‘Aku’, ‘Kepunyaanku’, ‘Milikku’, ‘Engkau’, ‘Kepunyaanmu’ – ketika gagasan-gagasan ini memenuhi pikiran, Shanti mengalami kemunduran.

Minggu, 16 Mei 2010

Sai Inspires - 9th February 2010




If a tree has to be destroyed, there is no use trying to kill it by plucking its leaves one by one. It takes too long a time and, besides, it may not work. The ancient seers realized that this was true even with respect to eliminating bad qualities within us and hence focused their spiritual practices and energies to transform themselves completely. They also won the grace of the Lord. If intelligence alone is sharpened without the cultivation and practice of virtues and the brain becomes a mere storehouse of information, the world cannot progress; its welfare will be in jeopardy. That education alone is beneficial which gives full scope for the blossoming of all virtues that distinguish a human from an animal.



Jika sebatang pohon harus dimusnahkan, tidak bisa dengan cara mencabuti daunnya satu per satu. Itu akan memakan waktu yang sangat lama dan, disamping itu, bisa jadi tidak akan berhasil. Orang bijak pada masa lalu telah menyadari bahwa hal tersebut benar adanya bahkan jika hal itu dimaksudkan untuk menghilangkan tabiat buruk yang ada di dalam diri, maka dari itu mereka memusatkan perhatian dan energinya pada latihan spiritual untuk mengubah diri mereka secara menyeluruh. Mereka juga telah mampu meraih kasih Tuhan. Jika hanya kecerdasan semata yang diasah tajam tanpa menumbuhkan dan melaksanakan kebajikan, dan otak hanya sebagai tempat penampungan informasi, maka dunia ini tidak akan bisa mencapai kemajuan; kesejahteraan umat manusia akan berada dalam bahaya. Hanya pendidikan spiritual sejatilah yang memberi manfaat dan akan memekarkan kebajikan sepenuhnya yang membedakan manusia dari binatang.

-Divine Discourse, Prema Vahini.

INSPIRASI - SAI

Food when left unconsumed for long becomes stale and emits foul smell. So too, when our faults are not corrected, they will have a negative impact on our own lives. We must persist in the internal cleansing process, either by our own efforts or by heeding to the advice of those sympathetic souls who have succeeded in cleansing themselves. If we do not do it, like the plate of cooked food left aside too long, our life will begin to degenerate.

Makanan jika terbengkalai untuk waktu yang lama akan menjadi basi dan mengeluarkan bau busuk. Demikian juga, jika kesalahan seseorang tidak mulai diperbaiki, hal itu akan berakibat negatif dalam hidupnya. Kita harus tetap bertahan dan berusaha untuk terus membersihkan diri sendiri, apakah itu dengan usaha sendiri atau dengan mengikuti nasehat dan bantuan penuh simpati dari jiwa-jiwa yang telah berhasil membersihkan dirinya sendiri. Jika kita tidak melakukan hal tersebut, maka bagaikan sepiring makanan yang terbengkalai begitu lama, hidup kita akan mulai terjerumus dan mengalami penurunan.

-Divine Discourse, Vidya Vahini.


THOUGHT FOR THE DAY

The real Tapas or asceticism in life is to observe disciplines and restrictions as prescribed. The mind is the foremost of the three inner instruments in human beings. We must protect the mind so that attachment, passion and excitement do not enter in to it. These extremes are natural to the mind. The waves that rise in fury in the mind are lust, anger, greed, attachment, pride and envy. These six are your inner foes. Lust and anger bring on the remaining four. To release ourselves from these inner foes and to proceed on our spiritual path, we must observe spiritual practices.

Pertapa sejati adalah mereka yang dalam hidupnya mematuhi aturan-aturan (disiplin) dan melakukan pembatasan keinginan seperti yang telah ditentukan. Pikiran adalah yang terpenting dari ketiga instrumen batin pada manusia. Kita harus melindungi pikiran agar kemelekatan, nafsu, serta kegembiraan yang berlebihan tidak masuk ke dalamnya. Ini adalah sifat yang alami dari pikiran. Gelombang dahsyat dalam pikiran adalah nafsu, amarah, keserakahan, keterikatan, kesombongan, dan iri hati; ini adalah enam musuh dalam diri kita. Nafsu dan amarah merupakan penyebab dari timbulnya keempat hal yang lainnya. Untuk melepaskan diri kita dari musuh-musuh yang ada dalam diri kita dan untuk menuju ke jalan spiritual, kita harus menjalankan praktek spiritual.

Sabtu, 15 Mei 2010

Samskaras




Kewajibanmu sehari-hari (Samskaras) dapat membuat hidupmu berhasil atau gagal. Ini adalah langkah-langkah yang membawa semua mahluk pada tujuan mereka. Tindakan buruk yang engkau lakukan mengakibatkan kerugian dan kesedihan. Hanya melalui tindakan yang baik, engkau dapat mencapai Tuhan. Jadi setiap individu harus sepenuhnya terlibat dalam tugas-tugas yang baik. Lakukan kewajibanmu dengan tulus, ini adalah wujud pemujaan sejati. Hal ini adalah bentuk terbaik untuk mengingat Tuhan. Ini adalah Bhajan yang tertinggi dan penyebaran cinta-kasih tanpa melihat perbedaan ataupun pertentangan. Kewajibanmu sehari-hari tidak lain hanyalah melakukan pelayanan. Terlibatlah didalamnya, ingatlah dengan tiada henti, tujuan untuk mencapai Tuhan. Ini adalah jalan menuju keberhasilanmu.

Divine Discourse, Vidya Vahini.


Rare and costly articles might attract us by their external beauty, but to the eye that is illumined by spiritual light, it will appear trivial in value. Physical charm and strength can never overpower spirituality. The passion that breeds egotism can be identified wherever selfishness and pride are displayed. Until this mode of thought and action are suppressed, the quality of goodness will not shine. You must ensure that goodness prevails so as to propitiate, please and win the grace of the Lord.

Barang-barang yang langka dan mahal harganya mungkin akan menarik perhatian kita karena keindahannya, namun bagi mata yang telah diterangi oleh cahaya spiritual, maka barang-barang tersebut akan tampak sepele nilainya. Daya tarik dan kekuatan badaniah tidak akan mampu melampaui spiritualitas. Hawa nafsu yang menumbuhkan rasa congkak akan terlihat dimanapun egoisme dan keangkuhan terpampang. Kalau cara berpikir dan bertindak seperti ini belum hilang, maka sifat-sifat kebaikan tidak akan bersinar. Engkau harus memastikan bahwa kebaikan ini akan tersebar luas untuk bisa menebarkan kedamaian, memberi kebahagiaan dan meraih anugerah Tuhan.

-

THOUGHT FOR THE DAY

If you want to be a devotee, you must surrender completely to the Lord. Mere reading of scriptures is of no avail. One can experience joy only as a result of action. To have devotion, there is no restriction on caste, creed or gender. For the Lord's mission, the kinship with Him is attained only on account of devotion. Of what use is it to have status, wealth and character without loving devotion to the Lord? Like the cloud that does not bear rain, but wanders in the sky, people without devotion are at the mercy of the winds, irrespective of their caste or wealth, power and fame they possess.

Jika engkau ingin menjadi seorang Bhakta, engkau harus memasrahkan dirimu sepenuhnya kepada Tuhan. Semata-mata hanya membaca kitab suci tidak akan ada manfaatnya. Seseorang dapat mengalami kebahagiaan diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukannya. Dalam bhakti (pengabdian) , tidak ada batasan kasta, keyakinan atau jenis kelamin. Untuk misi Tuhan, persahabatan dengan-Nya hanya dicapai dengan bhakti (pengabdian) . Apa gunanya memiliki status, kekayaan dan karakter kalau kita tidak memiliki rasa bhakti (pengabdian) yang penuh kasih kepada Tuhan? Pengabdian (bhakti) tanpa memandang kasta atau kekayaan, kekuasaan dan kemasyhuran yang kita miliki. Orang-orang yang tidak memiliki rasa bhakti (pengabdian) diibaratkan seperti awan yang tidak membawa hujan, tetapi mengembara di langit, karena kemurahan hati dari angin.

Divine Discourse, May 6, 1983 .


Ketika seseorang disibukkan di dunia ini, hanya pikiran duniawilah yang akan muncul pada saat-saat terakhir hidupnya. Bagi mereka yang rindu sepenuh hati pada Tuhan, Tuhan akan segera hadir. Seseorang mungkin mengasihi handai tauland dan sanak saudaranya, menghormati mereka dan memperhatikan mereka dalam menyenangkan hati mereka selama mereka berada di dunia ini. Tetapi, sementara masih berada di dunia ini, seseorang harus memberikan cinta-kasih yang tak habis-habisnya dan loyalitas sepanjang hidup hanya untuk Tuhan, tidak untuk yang lainnya.