Selasa, 24 Februari 2009

- Divine Discourse, Dec 25, 2008.

Love is God, Live in Love. It is love that sustains your life. Where there is love and truth, there is non-violence. If you greet even your enemy saying "Hello Brother", he too will greet you back saying "Hello Brother". This is called "Yadh Bhaavam, Tadh Bhavathi" (As is the feeling, so is the result). Therefore, we should only have good feelings. Whatever good or bad we experience is the result of our own thoughts. It is the power of the thoughts that is responsible for it. Therefore, you should purify your thoughts. Your life will be happy if your thoughts are happy.  

Kasih adalah Tuhan, Hiduplah dalam Kasih. Adalah kasih yang menopang hidupmu. Dimana ada kasih dan kebenaran, maka akan ada tanpa-kekerasan. Jika engkau menyapa setiap orang bahkan terhadap musuhmu sendiri dengan berkata, ”Halo Saudaraku”, maka ia akan balas menyapamu dengan berkata, ”Halo Saudaraku”. Itulah yang disebut dengan ”Yadh Bhaavam, Tadh Bhavathi” (Sebagaimana perasaanmu, begitu jugalah hasilnya). Dengan demikian, kita seharusnya hanya memiliki perasaan yang baik. Bagaimanapun baik atau buruknya kejadian yang kita alami, itu merupakan akibat dari pikiran kita sendiri. Adalah kekuatan pikiran yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Maka, engkau harus menyucikan pikiran. Hidupmu akan bahagia jika pikiranmu bahagia.


Rabu, 11 Februari 2009

KEMATIAN

Dalam buku-buku ilmiah, Kematian adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya mati secara permanen, baik dari penyebab alami seperti penyakit atau dari penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah kematian tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan.

Kematian memiliki wajah yang menakutkan bagi sebagian besar orang bahkan kematian adalah “hantu” bagi kehidupan. Ada yang mengatakan hidup hanya sekali sehingga kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan baik. Namun kata “baik” disini mengandung arti yang bermacam-macam, baik bisa berarti berbuat dan menikmati kehidupan dengan sepuas-puasnya “berenang” dalam lautan material dan kepuasan, namun “baik” juga bisa berarti diisi untuk hal-hal yang bermanfaat dan positif untuk cinta, kemanusiaan dan lain sebagainya.

Dalam hindu dikatakan kematian tak ubahnya seperti orang yg berganti pakaian,dan pitra yagna sebagai proses kembalinya Panca Maha Bhuta, serta cerminan bakti anak terhadap orang tua yang direalisasikan kedalam yadnya serta doa!

Namun para orang suci bijaksana mengatakan kematian adalah sesuatu yang pasti dan sangat sederhana. Suatu ketika seorang pertapa berjalan-jalan ditepi hutan dan ia pun berhenti mengamati sehelai daun pohon kering yang jatuh dari sebuah pohon besar dan terpikirlah oleh sang pertapa bahwa kematian seperti layaknya daun kering tadi, begitu sederhana dan pasti terjadi. Kematian sesungguhnya bukan hal yang menakutkan jika manusia mau menyadari arti kehidupannya dan untuk apa ia hidup.

Ibarat daun kering yang lepas dari pohon, ia telah selesai menjalankan tugasnya sebagai daun sebagai tempat menyimpan makanan bagi kehidupan pohon dan kemudian ia lepas “berguguran” menjalankan tugas yang lain sebagai pupuk yang menyuburkan tanah juga bermanfaat bagi tumbuhan.

Hal yang paling perlu yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita memaknai kehidupan ini dengan penuh pengabdian “bhakti & karma” tanpa di “hantui” oleh bayangan yang menakutkan akan kematian kematian.

Minggu, 01 Februari 2009

SONG of GOD


The Bhagavad Gita declares "Sarvatah Paani Paadam Tat Sarvathokshi Shiromukham, Sarvatah Shruthimalloke Sarvamavruthya Thishthati" (God is omnipresent with His hands, feet, eyes, heads, mouths and ears pervading everywhere, He permeates the entire universe). Nothing escapes His attention. Therefore, we should always keep our minds filled with good thoughts as God is constantly pronouncing the blessing of fulfilment saying 'Tathaasthu' (so be it!). When you are subject to misery you blame God, but do not realise that your distress is the consequence of your own thoughts. This is why you should always have good thoughts and seek good company. 




Bhagavad Gita menyatakan "Sarvatah Paani Paadam Tat Sarvathokshi Shiromukham, Sarvatah Shruthimalloke Sarvamavruthya Thishthati" (Tuhan ada dimana-mana dengan tangan, kaki, mata, kepala, mulut, dan telinga-Nya ada di segala tempat memiliki seribu kepala, mata, tangan, Beliau meresap di dalam seluruh alam semesta ini (atman) .

Tidak ada apapun yang luput dari perhatian-Nya. Oleh karenanya, kita harus selalu menjaga pikiran kita agar dipenuhi dengan pemikiran yang baik karena Tuhan senantiasa mewujudkan apapun yang ada dalam pikiran kita, Beliau menyatakan ‘Tathaasthu’ (terjadilah demikian!) Ketika manusia menderita, adilkah bila kita menyalahkan menyalahkan Tuhan?, tetapi kita tidak sadar bahwa apapun yang terjadi pada diri kita adalah konsekuensi dari pikiran kita sendiri. Dengan kata lain hidup tidakditentukan oleh TUHAN sepihak (takdir) tetapi, juga oleh sikap kita(mungkinkah TUHAN memberi kita kaya tanpa kita harus bekerja keras? Inilah sebabnya mengapa harus selalu memiliki pikiran yang baik dan mencari pergaulan yang baik.


SAYA BERAGAMA HINDU


OM SUASTIASTU,
Semoga selamat dan dalam lindungan TUHAN serta semoga pikiranbaik datang dari segala penjuru,

Saya beragama hindu mungkin karena kebetulan kedua orang tua saya memeluk hindu dan saya dibesarkan dengan tradisi hindu. Namun saya bersyukur saya mendapat banyak dari agama hindu sehingga saya tidak beragama karena kebetulan.

Selain belajar agama hindu saya kebetulan mendapat banyak hal tentang agama lain (agama non hindu). Perkenalan saya dengan agama lain membuat saya semakin “kaya” akan ilmu ketuhanan. Agama agama tersebut telah memberikan saya keteguhan bathin dan kemantapan dalam memeluk hindu sekalipun saya pernah tinggal diluar bali.  bergaul dengan non hindu tidak membuat saya lemah tetapi justru mempertebal keyakinan saya dan pertanyaan-pertanyaan seputar hindu memmacu saya untuk terus belajar  tentang Sradha ( Keyakinan)  dan Bhakti (cinta pada TUHAN).

INSPIRASI GANDHI

Saya teringat ketika Mahatma Gandhi bercakap-cakap dengan seorang temannya bernama Mr.Coates antara lain sebagai berikut :

Mr.Coates : “ kalung yang anda pakai adalah tahyul anda harus memutuskannya jika anda meyakini TUHAN”. Kebetulan Gandhi sering memakai kalung tulasi karena ia seorang penganut Bhagawadgita yang aktifistik.

Mahatma Gandhi :” Tidak, anda tak boleh melakukan itu karena, itu pemberian suci dari ibu saya”.

Mr.Coates :” tetapi apakah anda percaya dengannya dan semua itu?”.

Mahatma Gandhi : “ Saya tak bisa menjelaskan makna rahasianya karena begitu mendalam. Mungkin saya tak menemukan kesulitan jika saya tidak memakai kalung ini tetapi, saya tak dapat melepaskannya begitu saja tanpa alas an yang kuat karena, ibu saya memberikan kalung suci ini sebagai berkah keselamatan yang menjaga saya dan ia memberikan dengan penuh cinta kasih. Bila karena perjalanan waktu kalung ini susut dan putus maka, saya pun tak berniat menggantinya dengan yang baru tapi kalung ini tak boleh diputuskan”

Mr.Coates mungkin bingung dengan Gandhi yang begitu bodohnya mempertahankan kalungnya yang bagi Mr.Coates hanyalah kalung biasa tanpa makna. Tetapi Mr.Coates lupa bahwa Gandhi memiliki sikap seorang hindu yang teguh dan hidup dari penghormatan kepada leluhurnya. Gandhi adalah sosok hindu ideal masa kini yang layak ditiru oleh generasi muda hindu. Agar tidak bingung mencari TUHAN kebentuk keyakinan lain yang cendrung lebih agresif dan menawarkan sorga secara gratis. Bagi Gandhi TUHAN hanya satu hanya saja tuhan tak sama dalam pemahaman setiap orang .

Ibarat mencari perhiasan yang dipakainya begitulah kebodohan kita akan TUHAN. Jika kita menyadari betapa dekatnya TUHAN dengan kita. TUHAN dan sorga bukan monopoli kelompok tertentu saja tetapi ia ada secara Imanen dan Transeden pada semua mahluk hidup.  

Hindu mengakui TUHAN maha BESAR bahkan jauh lebih besar dari ucapan TUHAN MAHA BESARR tetapi jika TUHAN maha BESAARR bagaimana TUHAN bisa terdifinisi? Weda menjawab "Neti,neti" (bukan ini, bukan itu).

EVANGELISME 

Seperti agama lain Hindu pun percaya TUHAN hanya SATU tetapi TUHAN tidak menyendiri dilangit atau berkemas-kemas untuk hari kiamat. TUHAN ada disini meresapi seluruh mahluk dan alam ini. Dan dari pada menjadi korban konversi Evangelisme atau Proselitasi kenapa kita tak menggali hindu yang juga mengandung kebenaran dari semua agama? 

Semua agama memiliki sejarah yang mengaggumkan tentang TUHAN tetapi kita bekerja dan hidup bukan karena sejarah tersebut tetapi bagaimana jiwa ketuhanan dalam diri kita tetap hidup sehingga seperti sebuah taman yang besar dimana penuh dengan bunga yang berwarna-warni yang memancarkan keharuman yang jujur.