Sabtu, 19 September 2009

THOUGHT FOR THE DAY

Visions are only reflections of divine vibrations in the mind, aroused by Sadhana (spiritual practice). They are milestones, signposts; they happen on the road to the goal. They do not, they cannot accompany you right to the end. You will have to travel alone and overcome obstacles. Grace from your own self is the most important and essential help for spiritual progress. I might grant you grace without limit, but of what use can that be if your heart is not clean and if your head is full of ego? Cleanse your heart with Prema (love) and remove ego through service.

Visi hanyalah refleksi dari getaran illahi dalam pikiran, ditimbulkan oleh Sadhana (praktek spiritual). Hal tersebut merupakan tanda-tanda, penunjuk jalan; yang terdapat pada jalan menuju tujuan. Mereka tidak dapat menyertaimu terus sampai akhir. Engkau akan melakukan perjalanan itu dan mengatasi rintangan itu sendirian. Rahmat dari dirimu sendiri adalah hal yang terpenting dan esensial membantu untuk kemajuan spiritual. Aku mungkin memberimu rahmat tanpa batas, tetapi apa gunanya hal tersebut, jika hatimu tidak suci dan jika kepalamu penuh dengan ego? Sucikan hatimu dengan Prema (cinta-kasih) dan hilangkan ego melalui pelayanan.

Jumat, 18 September 2009

***inspirasi ---

Detachment, faith and love – these are the pillars upon which peace rests. Of these, faith is crucial, for without it all spiritual discipline is empty. Detachment alone can make spiritual discipline effective, and love is what leads one quickly to God. Faith feeds the agony of separation from God; detachment canalises it along the path of God, and love lights the way. God will grant you what you need and deserve; there is no need to ask, no reason to grumble. Be content. Nothing can happen against His will.

Tanpa keterikatan, keyakinan, dan cinta-kasih – inilah pilar penyangga kedamaian. Dari ketiga hal tersebut, keyakinan adalah yang terpenting, karena tanpa keyakinan semua disiplin rohani tidak ada artinya. Tanpa keterikatan dapat membuat disiplin spiritual efektif, dan cinta-kasih merupakan jalan tercepat menuju Tuhan. Keyakinan mengobati penderitaan keterpisahan dari Tuhan; tanpa keterikatan memperbesar keyakinan di sepanjang jalan Tuhan, dan cinta-kasihlah yang menyinarinya. Tuhan akan memberikan apa yang engkau perlukan dan apa yang sepantasnya engkau dapatkan; engkau tidak perlu memintanya, tidak ada alasan untuk menggerutu. Berpuaslah! Tidak ada apapun yang dapat menentang kehendak-Nya.

inspirasi ---

It is only God, the embodiment of love, who is always with you and in you. Bereft of love, man cannot exist. Love is your life. Love is the light that dispels the darkness of ignorance. One who does not cultivate love will be born again and again. Punarapi Jananam Punarapi Maranam. Whoever is born will die one day and whoever dies will be born again. Birth and death are the Prabhava (effect) of the objective world. As he is deluded by the Prabhava, man is subjecting himself to Pramada (danger).

Hanya Tuhan, yang merupakan perwujudan kasih, yang selalu bersamamu dan di dalam dirimu. Tanpa kasih, manusia tidak akan ada. Kasih adalah kehidupanmu. Kasih adalah cahaya yang menghalau kegelapan. Seseorang yang tidak memupuk kasih akan mengalami kelahiran berulang-ulang. Punarapi Jananam Punarapi Maranam. Siapapun yang lahir, suatu hari nanti akan mati dan siapapun yang mati akan mengalami kelahiran kembali. Kelahiran dan kematian adalah Prabhava (efek) dari objek duniawi. Ketika manusia diperdaya oleh Prabhava, manusia menjadi objek dirinya sendiri menuju Pramada (bahaya).

Minggu, 13 September 2009

Awig-awig yang melanggar HAM



Semarapura (Bali Post) – Masing-masing Desa Pakraman di Bali memiliki aturan adat sendiri-sendiri berupa awig-awig adat. Hanya saja, dari puluhan desa pakraman di Klungkung, beberapa diantaranya ditemukan adanya unsur pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam awig-awig yang disusun. Sehingga perlu dikoreksi agar draf awig-awig yang dibuat mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional.

Ditemukan adanya unsur pelanggaran HAM dalam sejumlah draf awig-awig desa pakraman, saat dilakukan pemeriksaan secara bertahap terhadap seluruh draf awig-awig desa pakraman di Kabupaten Klungkung. Untuk satu draf awig-awig, menghabiskan waktu untuk dilakukan penelitian oleh tim yang melibatkan para ahli di luar Lingkungan Pemkab Klungkung, sekitar tiga hari.Seperti yang dilakukan Jumat (11/9), tim yang melibatkan A.A. Rai Kalam, IB. Sunu Pidada dan lainnya melakukan penelitian terhadap draf awig-awig Desa Pakraman Cucukan, Klungkung.

Kepala Bagian Hukum yang terlibat dalam tim peneliti draf awig-awig desa
pakraman itu menyebutkan, penelitian atau pemeriksaan terhadap awig-awig yang dibuat krama adat, dimaksudkan agar aturan adat yang mengikat warga setempat itu tidak bertentangan dengan aturan hukum positif yang berlaku secara nasional. ‘’Karena kenyataannya, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap beberapa draf awig-awig, ditemukan pemberlakuan awig-awig yang melanggar HAM. Contohnya pemberian sanksi adat untuk kematian salahpati dan beberapa pengenaan sanksi lainnya. ‘’Kalau ditemukan hal seperti itu, tim langsung mensosialisasikan dan memberi pemahaman kepada prajuru dan krama adat. Sehingga bisa langsung dicoret dan mengganti dengan pemberian sanksi adat lain ketika ada krama adat yang melanggar awig-awig,’’ tandasnya.

Bendesa Adat Cucukan, IB. Nyoman Putra Biomantara yang ditemui di sela-sela pemeriksaan awig-awig mengaku tak soal ketika draf awig-awig yang menjadi putusan krama adatnya harus diperiksa/diteliti bahkan dikoreksi ketika ditemui unsur yang bertentangan dengan hukum positif. Karena sudah menjadi keharusan, aturan adat mengikuti aturan hukum yang berlaku yang tentunya tak melanggar HAM. Memang, terkadang antara hukum positif dengan adat, tradisi dan budaya krama Bali ada yang berhadapan. Namun demikian, awig-awig yang mengikat prilaku krama adat, semestinya fleksibel.

Senin, 07 September 2009

Dalam Batin

Rusa kasturi meneliti melalui pohon-pohon hutan,
Akan harum yang mempesona dan menyenangkan.
Tapi selama ia mencari, tanpa mengetahui,
Dari dirinya sendiri, kasturi itu sedang bertumbuh.

Begitu pula Tuhan berada dalam setiap makhluk,
Tapi kita mencari-Nya ke luar.
Kita cari Ia dan hidup tanpa melihat.
Yang tak terbatas tidaklah terbatas pada ruang manapun,
KehadiranNya mengisi setiap tempat.
Bagi mereka yang mengenal Tuhan, Ia dekat di tangan,
Dekat pada mereka, Ia kan selalu berdiri.

Bagi mereka yang bersikeras bahwa Tuhan itu jauh adanya,
Tak diragukan amatlah jauh dari mereka adanya,
Tuhan sangat jauh, itu pemikiranku dahulu,
Tapi kini kutahu Tuhan bersemayam pada setiap orang.

Bagi mereka yang tak tahu siapa mereka sebenarnya,
Meskipun Tuhan sangatlah dekat,
bagi mereka Ia amatlah jauh.
Meninggalkan ladang yang sedang mereka bajak,
Manusia berkumpul di kuil untuk upacara penyembahan ritual.

Tapi Tuhan bersemayam dalam lubuk hatimu,
Masuki kuilNya dan jangan pernah tinggalkan.

(kabir)

Minggu, 06 September 2009

Inspires

The arishadvargas (six inner enemies - desire, anger, greed, infatuation, pride and jealousy) are responsible for one's misconduct and suffering. If one behaves in the same way as animals, in what way is one superior to them? When one makes proper use of intellect, one will not suffer. All matters relating to the world are like passing clouds. When God is present in everyone and everywhere, how is that one faces hardship and misery? The reason is that one has filled their heart with bestial tendencies. One has to drive them out and cleanse the heart. For instance, in a tumbler filled with water, if you want to fill it with milk, the water has to be poured out. Similarly in order to fill your heart with noble feelings, you have to get rid of the evil qualities.

Arishadvargas (enam musuh dalam diri – hawa nafsu, kemarahan, keserakahan, tergila-gila, kesombongan dan iri hati) adalah penyebab tingkah laku seseorang menjadi tidak benar dan mengakibatkan penderitaan. Jika seseorang bertingkah laku layaknya binatang, apa yang membuat orang tersebut menjadi lebih tinggi tingkatannya dari binatang? Ketika seseorang mempergunakan kecerdasannya dengan tepat, tidak akan ada yang akan menderita. Semua benda duniawi adalah bagaikan awan yang melintas berlalu. Ketika Tuhan selalu hadir dalam diri setiap orang dan setiap tempat, bagaimana mungkin manusia bisa menghadapi kesulitan dan penderitaan? Penyebabnya adalah manusia mengisi hatinya dengan kecenderungan hewani. Manusia harus melenyapkan kecenderungan hewani tersebut dan membersihkan hatinya. Sebagai contoh, di dalam sebuah gelas minuman yang penuh dengan air putih, jika engkau ingin mengisinya dengan susu, maka air tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu. Demikian halnya jika engkau ingin mengisi hatimu dengan kebaikan, maka engkau harus melenyapkan keburukan terlebih dahulu.

Inspires

Believe in yourself first. Then believe in the Omnipresent Lord. When you have faith in these two, neither the good nor the bad will affect you. When one is deluded by the mere external world and when one does not attain success in external desires, the faith in the Lord diminishes. So, give up such desires. Desire only for the spiritual relationship. Then you will not become the target of doubts and difficulties. The important thing for this is faith in the Lord. Without Faith, you start doubting everything - big and small.

Percayalah pada dirimu sendiri terlebih dahulu. Baru kemudian percaya pada Kemahaesaan Tuhan. Ketika engkau telah memiliki keyakinan yang mendalam terhadap dua hal tersebut, tidak akan ada kebaikan atau keburukan yang bisa mempengaruhimu. Saat seseorang terperdaya oleh hal-hal duniawi semata dan saat ia tidak bisa memenuhi nafsu keinginan duniawinya, keyakinan pada Tuhan jadi mengendur. Maka, lenyapkanlah nafsu keinginan semacam itu. Dambakanlah hanya hal-hal yang berhubungan dengan spiritual. Dengan demikian engkau tidak akan menjadi sasaran keragu-raguan dan kesulitan. Hal terpenting dalam hal ini adalah percaya sepenuhnya pada Tuhan. Tanpa Kepercayaan, engkau akan mulai meragukan apa pun – hal yang besar dan kecil.

Inspires

One cannot partake of paddy in its raw form. It has to be dehusked and refined into rice and cooked well; only then will it be fit for consumption. When paddy undergoes refinement and becomes rice, its value is enhanced several fold. The process of refinement involves grinding, separating the husk, removing the dust and polishing. In the same way, one cannot get happiness for the mere asking. One has to work for it. The more one engages in good work, the greater will be the reward. The process of refinement lies in accepting all that is good and rejecting all that is bad. You should be prepared to work hard and get refined.

Seseorang tidak bisa begitu saja makan padi. Padi harus dirontokkan dan dibersihkan untuk mendapatkan beras yang kemudian dimasak dengan semestinya; hanya dengan demikianlah maka ia akan layak untuk dimakan. Ketika padi mengalami proses pembersihan dan menjadi beras, nilainya akan meningkat berkali-kali lipat. Proses pembersihan meliputi penggilingan, memisahkannya dari sekam, membersihkannya dari debu. Dengan perumpamaan yang sama, seseorang tidak akan bisa mencapai kebahagiaan hanya dengan memintanya. Ia harus bekerja untuk mendapatkannya. Semakin banyak orang melibatkan diri pada perbuatan yang baik, hasil yang didapat akan semakin besar. Proses pembersihan pada dasarnya adalah mengambil semua hal yang baik dan membuang semua hal yang buruk. Engkau harus mempersiapkan diri untuk bekerja keras dan menjadi bersih.



Inspires

Each one should observe three principles in life - Love for God, Fear of Sin and Morality in Society. You should realize that the soul, the Divine and the Society are all aspects of the Divine. Lack of fear of sin in human beings is the root cause of the absence of morality in society. One bereft of morality is not a human being at all. For everything, morality is important. God loves all. If one has love for God, there will certainly be unity in society. People indulge in sinful deeds despite knowing that God can give them punishment. They have no fear of sin. If one lacks fear of sin, there can be no morality in the society. If everybody has fear of sin, then there will be morality in the society.

Setiap orang harus mencamkan tiga prinsip dalam hidup – Kasih untuk Tuhan, Takut akan Dosa dan Kesusilaan dalam Masyarakat. Engkau harus menyadari bahwa jiwa, keillahian dan masyarakat semuanya adalah aspek dari Tuhan. Tiadanya rasa takut akan dosa diantara umat manusia adalah penyebab dasar dari sirnanya norma kesusilaan dalam masyarakat. Terampasnya kesusilaan menjadikan seseorang bukan manusia sama sekali. Dalam segala hal, kesusilaan adalah sangat penting. Tuhan mengasihi semuanya. Jika seseorang memiliki kasih untuk Tuhan, maka pasti akan ada kesatuan dalam masyarakat. Orang-orang tetap berkubang dalam perbuatan yang penuh dosa walaupun tahu bahwa Tuhan bisa menghukum mereka. Mereka tidak memiliki rasa takut akan dosa. Jika seseorang tidak memiliki rasa takut akan dosa, maka tidak akan ada kesusilaan dalam masyarakat. Jika setiap orang takut berbuat dosa, maka akan ada kesusilaan dalam masyarakat.

Inspires

One should not act in an arbitrary manner with limitless ego. Everybody should enquire, "If I do this, what will happen? Whether I should do it or not?" You should see to it that you do not see what is evil, do not do what is evil and do not speak what is evil. You have to reap the consequences of your actions, if not today, at least tomorrow. You may think that God has forgiven you for your sins, but you will have to suffer the consequences of your actions, some time or the other. It is also possible that all your evil deeds may come to you, all at once. If you want society to progress and prosper, you should always keep the welfare of the society in your view.

Seseorang janganlah berperilaku semaunya sendiri dengan ego yang tanpa batas. Setiap orang harus bertanya, “Jika saya melakukan hal ini, apakah yang akan terjadi? Haruskah saya melakukannya atau tidak?” Engkau harus menanyakan hal tersebut supaya engkau tidak melihat hal-hal yang buruk, tidak melakukan perbuatan yang buruk dan tidak berbicara hal-hal yang buruk. Engkau akan menuai akibat perbuatanmu, jika tidak hari ini, paling tidak esok hari. Engkau mungkin berpikir bahwa Tuhan telah memaafkan dosa-dosamu, namun engkau tetap harus menerima akibat semua perbuatanmu, suatu saat nanti. Malahan mungkin juga bahwa semua akibat yang buruk akan datang kepadamu, semuanya secara serentak dan sekaligus. Jika engkau ingin supaya masyarakat menjadi maju dan makmur, engkau harus selalu menjaga kesejahteraan masyarakat.

- Divine Discourse, July 6, 2009.


THOUGHT FOR THE DAY

The grace of God cannot be won through the gymnastics of reason, the contortions of yoga, or the denials of asceticism. Love alone can win it; love that needs no requital; love that knows no bargaining; love that is paid gladly to the All-Loving; and love that is unwavering. Love alone can overcome obstacles however many and mighty. There is no strength more effective than purity; no bliss more satisfying than Love; no joy more restoring than Bhakti (devotion to God) and no triumph more praiseworthy than surrender.

Rahmat Tuhan tidak dapat dicapai melalui olah tubuh, gerakan-gerakan yoga, atau penyangkalan tapa brata. Kasih sendirilah yang dapat memenangkannya; kasih tidak memerlukan balasan; kasih juga tidak mengenal tawar-menawar; kasih yang diberikan dengan senang hati pada semuanya; dan kasih yang teguh tidak tergoyahkan. Kasih itu sendiri dapat mengatasi hambatan bagaimanapun besarnya hambatan tersebut. Tidak ada kekuatan yang lebih efektif daripada kemurnian; tidak ada suka cita yang lebih memuaskan daripada Kasih; tidak ada kesenangan yang lebih memulihkan daripada Bhakti dan tidak ada kemenangan yang lebih patut dipuji daripada penyerahan total (surrender).

THOUGHT FOR THE DAY

Food is an important factor which determines the state of mind: alertness and sloth, the worry and calm, the brightness and dullness of man. When the mind is fed on Rajasic food that induces passion and emotion, activity and adventure, it gallops into the world with the plunge of desire! It brings man deeper into the morass of suffering. When it is fed on Tamasic food, which dulls and induces sloth, the mind becomes callous, inert and useless for uplifting man. Every activity of man is dependent on the energy he derives from the intake of food. The success of the Sadhana (spiritual exercises) that one undertakes depends upon the quantity and quality of the food taken by the Sadhaka (spiritual aspirant).

Makanan adalah faktor penting yang menentukan keadaan pikiran: kewaspadaan dan kelambanan (kemalasan), kekhawatiran dan ketenangan, kecemerlangan dan kebodohan pada manusia. Ketika makanan yang bersifat Rajasik yang penuh nafsu dan emosi, penuh aktivitas dan petualangan, memasuki pikiran, maka kita memiliki banyak keinginan-keinginan duniawi! Hal ini membawa manusia lebih dalam pada penderitaan. Ketika kita memakan makanan yang bersifat Tamasik, yang menyebabkan kebodohan dan kemalasan, kita menjadi tidak berperasaan, lamban dan tidak berguna untuk meningkatkan kualitas manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia bergantung pada energi yang berasal dari asupan makanan. Keberhasilan Sadhana (latihan spiritual) yang dilakukan seseorang tergantung pada kuantitas dan kualitas makanan yang di makan oleh Sadhaka (pencari spiritual).

Menelusuri Tari Pendet yang Dipakai Iklan Visit Malaysia Tanpa Izin

Menelusuri Tari Pendet yang Dipakai Iklan Visit Malaysia Tanpa Izin

Video untuk Belajar Nari Anak-Anak, Rekaman di Danau Beratan

Empat penari Bali yang masuk dalam iklan Visit Malaysia Year, sama sekali belum mendapatkan apa-apa dari pihak pengontrak. Belum sempat mendapatkan imbalan sudah muncul masalah besar.

IB INDRA PRASETIA, Denpasar

---------------------------------------------

PERSETERUAN sengit tari Pendet antara Indonesia dan Malaysia mengharuskan Presiden SBY turun tangan. Melalui jubir urusan luar negeri Dino Pati Jalal, presiden mengingatkan semua pihak untuk bisa mengerem diri alias colling down.

Keinginan presiden itu memang bagus. Tapi masyarakat Bali belum sepenuhnya bisa menerima sebelum ada jawaban resmi dari pemerintah negeri Jiran. Salah satunya Bali Record Production (BRP) selaku pembuat video yang akhirnya diklaim Malaysia.

Rumah produksi yang bermarkas di Jalan Durian Denpasar, memang gerah atas masalah ini. Koran ini sempat bertandang ke BRP yang berada di sudut Jalan antara Jalan Durian dengan Jalan Kaliasem. Rumah produksi itu tampak seperti rumah tinggal biasa.

Wijana, salah satu staf Bali Record menerima kedatangan koran ini. Dia pun berkoar soal pembuatan rekaman video tari Pendet yang telah diubah menjadi Compact Disk (CD) itu. Tadinya pria ini enggan berkomentar soal iklan tari Pendet yang tayang dalam iklan Visit Malaysia Year. Tapi akhirnya dia mau menceritakan kisah pembuatan rekaman kepada Radar Bali.

Awalnya video rekaman empat gadis Bali dibuat untuk tujuan pendidikan anak-anak yang akan belajar tari Pendet. Keinginan tersebut muncul dari seorang penggagas bernama Cokorda Ayu Padmini. Kemudian dipilihlah empat gadis mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) yang saat ini berganti nama menjadi Institut Seni Indonesia (ISI).

Empat wanita tersebut adalah Lucia Ni Made Merianti, yang tinggal di Jalan Gatot Subroti, Wiwik, Dayu Candra, dan Tutnik yang saat ini ketiganya tinggal di Gianyar. Lokasi rekaman di Danau Beratan, Bedugul. Dalam rekaman itu, empat wanita Bali ini mengenakan pakaian adat Bali.

Rekaman dimulai tahap demi tahap. ''Pembuatannya sudah lama, yakni sekitar tahun 1996 lalu," ujar Wijana mencoba mengingat pembuatan rekaman tersebut. Dalam rekaman itu, terdapat enam tarian yang ditampilkan di depan kamera. Namun sebagai karyawan Bali Record, Wijana tidak tahu benar tari apa saja yang ditampilkan saat pentas rekaman.

''Saya nggak tahu tari apa saja yang ditampilkan saat itu. Karena saya pada saat itu cuma mengantar penari dan melihat pemandangan di danau," ujar pria berkumi tersebut.

Seingat Wijana, aransemen antara gamelan Pendet dengan tariannya dibuat dalam tenggang waktu sangat jauh. ''Kalau gamelan pendetnya dibuat tahun 1974 lalu. Itu dibuat oleh sanggar tabuh di Denpasar," ujarnya.

Mengenai masalah klaim tari Pendet oleh Malaysia pihak Bali Record sendiri heran. Padahal selama ini Bali Record hanya menjual CD tari pendet yang diproduksi tahun 1996 untuk kepentingan pendidikan saja. "Sebenarnya pembuatan dilakukan untuk kepentingan pelajaran bagi masyarakat terutama siswa dan anak-anak yang mau belajar Pendet," ujar Wijana.

Dengan adanya CD tari Pendet pihak Bali Record menyatakan bisa dibeli untuk tujuan belajar menari. Biasanya CD dibeli oleh sanggar tari. Dari CD tersebut siswa tari akan melihat contoh tari Pendet. Karena media pembelajaran melalui visual lebih dapat diterima dan dan paling tidak jadi referensi titimbang sang guru tari memperagakannya sesering mungkin. ''Kami juga ingin melestarikan budaya Bali," ujar Wijana yang saat diwawancara mengenakan pakian kemeja bergaris-garis hitam.

Setelah melihat iklan tayangan tari Pendet yang telah diklaim Malaysia, pihak Bali Record menampik ikut campur dalam urusan menyukseskan negeri Jiran dalam promosi pariwisatanya. ''Kami sama sekali tidak terlibat. Mereka itu membeli CD kami dipasaran untuk mendesain iklan mereka," imbuhnya seraya menegaskan mereka mestinya memberikan royalty kepada produksi rekaman," ujarnya.

Sementara itu, dari pihak model penari Pendet yang wajahnya terpampang pada iklan Malaysia sangat menyesalkan sikap negara tetangga tersebut. ''Saya kaget dengan adanya iklan tersebut. Kok saya bisa ada disana, padahal saya sebagai penari tidak pernah terikat kontrak dengan Malaysia," ujar salah satu model penari dalam iklan Visit Malaysia Tour, Lucia Ni Made Merianti kepada koran ini belum lama ini.

Kasus yang telah melanda dirinya dengan tiga orang kawannya membuat darahnya mendidih. ''Saya mau coba untuk hubungi teman-teman saya. Kami akan coba telusuri dulu masalah ini sebelum melangkah lebih jauh," ujar Lucia yang juga seorang guru tari pendet pada sanggar-sanggar di Bali ini. Sebagai penari yang wajahnya melanglang buana, Lucia minta kepada pemerintah Malaysia untuk mencabut iklan tersebut dari peredaran. ''Saya minta agar klaim Malaysia dicabut, karena itu milik Bali," tegasnya. (*)

KARMA

Kita, pecinta kehidupan rohani, dalam hati mungkin pernah bertanya, “Kenapa Brahman memberi kita karma untuk dilalui?” Dapatkah Dia membuat kita sempurna sejak awal dan menghidarkan kita dari semua yang menyakitkan?” Para arif bijaksana senantiasa memberi wejangan, “Terimalah karmamu sebagai milikmu, sebagai obat penyembuh, bukan sebagai racun.” Seraya kita melewati pengalaman kreasi kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan benih-benih karma bangkit, sebagai aksi-aksi kita kembali melalui perasaan kita, usahakan tuntas di dalam kehidupan sekarang ini, tidak dalam kehidupan masa depan, melepaskan dengan menerima apa adanya setiap dan semua pengalaman sehingga tidak terpengaruh lagi dan menciptakan putaran baru, terbebas dari belenggu samsara. Terimalah karma kita apa adanya, apakah itu karma gembira, karma sedih, karma yang tidak menyenangkan, tidak mengenakkan, yang menyedihkan, miskin, sengsara, atau karma yang sangat menyenangkan, yang sangat menggembirakan, bergelimang harta, hidup makmur, terimalah itu sebagai karma kita. Tetapi itu bukan kita, bukan kita yang sebenarnya, bukan kita yang sejati. Semua pengalaman yang kita lewati diberikan agar supaya kita bisa berkembang, supaya tumbuh, belajar dan akhirnya mencapai kebijaksanaan. Itu semua adalah karya misterius dari Brahman, cara Dia mendekati umat pecinta kehidupan rohani, cara Dia membawa kita mendekat dan semakin dekat kepada diri-Nya.

Para rishi Weda menerangkan bahwa Brahman menciptakan badan fisik untuk jiwa, menyerap ke seluruh bagian tubuh itu dengan keberadaan-Nya, esensi dari Brahman. Semua jiwa berkembang untuk kembali pada kesucian-Nya, dan ada banyak pelajaran untuk dipelajari sepanjang perjalanan karma-karma yang harus dilalui. Semua pelajaran yang dipelajari dari karma masing-masing adalah bagian dari proses evolusi, mekanisme evolusi, piranti evolusi. Kenapa Brahman melakukan semua ini? Para rishi tidak memberikan alasannya. Mereka menyebut ini tarian Brahman. Itulah sebabnya kenapa kita memuja Brahman, salah satunya disimbolkan sebagai Nataraja, Brahman Sang Maha Raja Tari. Ya, Nataraja, tarian Brahman, lila Brahman. Tarian yang penuh dengan kegembiraan. Tarian yang penuh dengan kehidupan. Brahman adalah semua kehidupan, Brahman adalah penguasa kehidupan, Brahman adalah penguasa kematian untuk memberikan kehidupan yang baru, Brahman adalah pencipta kelahiran untuk melewati kehidupan. Dia adalah semua kehidupan dan Dia adalah segalanya. Dia menari dengan para rishi. Dia menari untuk kita. Kita menari bersama Brahman. Setiap atom di ruang alam semesta ini menarikan tarian-Nya. Dia adalah setiap bagian dari diri kita. Dengan melihat-Nya, kita melihat diri kita sendiri. Dengan mendekatkan diri kepada Brahman, kita akan semakin dekat dengan diri kita sendiri, diri sejati kita. Ada satu pernyataan besar yang dinyatakan oleh seorang siddhaguru, bahwa hanya ada satu hal yang tidak bisa dilakukan Brahman, Dia tidak bisa memisahkan diri-Nya dari kita, karena Dia meresap di dalam diri kita. Dia adalah kita. Dia menciptakan jiwa, Weda memberitahu kita. Brahman menciptakan jiwa kita, dan jiwa kita berkembang, semakin dewasa melalui karma, melalui hidup, dalam perjalannya menuju kesucian-Nya. Itu adalah tujuan dari hidup, untuk mengenal Brahman, untuk mencintai Brahman dan untuk menemukan keesaan-Nya, untuk menari bersama Brahman, hidup bersama Brahman dan manunggal dengan Brahman. Inilah yang diajarkan dan diyakini oleh agama tertua di atas Bumi, Agama Weda, Sanatana Dharma, Hindu.

Brahman adalah Tuhan dari kasih dan tiada lain selain kasih. Dia memenuhi alam semesta ini dengan kasih. Dia memenuhi kita dengan kasih. Brahman adalah pertiwi. Brahman adalah air. Brahman adalah api. Brahman adalah udara. Brahman adalah ether. Energi kosmis Brahman meresap dalam segala hal, memberikan cahaya dan hidup untuk pikiran kita. Brahman ada di mana-mana dan dalam segala hal. Brahman adalah kesederhanaan kita, tiada kekhawatiran, yang senantiasa memperhatikan dan menuntun pikiran kita sepanjang tahun. Lihatlah Brahman di mana-mana dan energi hidup-Nya di dalam segala hal. Awalnya kita menari bersama Brahman. Kemudian kita hidup bersama Brahman. Akhir dari perjalanan adalah manunggal dengan Brahman, menyadari keesaan Atman dengan Brahman. Brahman Atman Aikyam.
Radar Bali
Sabtu, 05 September 2009

Pedanda Gunung Minta Tajen Diperdakan

DENPASAR - Ida Pedanda Made Gunung yang selama ini memberi penilaian sangat miring terhadap sabungan ayam alias tajen, kemarin (4/9) malah melontarkan keinginan agar tajen dibuatkan peraturan daerah (perda) saja.

Keinginan Pedanda Gunung itu disampaikan saat acara setahun kepemimpinan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Hotel Aston kemarin. Dialog dihadiri jajaran Pemprov Bali bersama elemen masyarakat. Harapan Pedanda Gunung itu ditujukan langsung kepada Gubernur Pastika dan Ketua DPRD Bali (sementara) Nyoman Parta.

Keinginan sulinggih satu ini agar lebih memudahkan memilah mana yang namanya judi dan mana yang namanya upakara tabuh rah (serangkaian upacara agama). Saat ini banyak masyarakat menyalahartikan makna tabuh rah dengan tajen, pedanda asal Blahbatuh, Gianyar ini meminta langsung kepada gubernur mau tidak mau harus mengambil langkah tersebut.

"Kami minta agar tajen bisa diperdakan untuk menekan jumlah pelanggaran antara judi dengan upakara," ujar Pedanda Gunung. Ini penting agar tajen tidak dikaburkan atau disalahartikan oleh pihak-pihak tertentu.

Selain itu juga, pedanda menginginkan semua pihak untuk menjaga keagungan pura. Menjauhkan dari perbuatan nista, termasuk penyalahgunaan narkoba. "Sekarang ini banyak pemuda melakukan perilaku menyimpang. Pura malah digunakan sebagai tempat menggunakan narkoba, ini sudah menyimpang," ujar Pedanda Gunung.

Dirinya ingat betul bagaimana Pastika menyikapi semua judi, termasuk sabungan ayam ketika menjabat Kapolda Bali. Selama menjadi orang pertama di jajaran Polda Bali, lanjut Pedanda Gunung, Pastika begitu tegas memberantas judi. ''Kami harap pemerintah bisa mempertimbangkan maksud ini agar budaya Bali tidak serta merta hilang," ujarnya.

Mendapat pertanyaan seperti itu dari Pedanda Gunung, Gubernur Pastika menjawabnya sedikit politis. Di satu sisi menyebut perda tajen sulit untuk diwujudkan dan di sisi lain perda tajen bukan tidak mungin dibuat.

"Untuk memberantas tajen saya kira cukup dengan KUHP. Dan itu sudah diatur dalam Undang-Undang. Saya rasa UU itu sudah cukup mengatur daripada membentuk perda lagi," jawab Pastika seraya menyebut membuat perda tajen butuh waktu dan pembahasan sangat mendalam.

Misalkan apakah perda itu akan dimulai dari eksekutif atau menjadi usulan dewan. Begitu pengajuan jelas, baru masuk pembahasan. "Setelah seluruh dewan dan kami (pemprov, Red) menyetujui, perda itu harus dibawa ke Mendagri untuk diverifikasi," aku Pastika. (dra)

_____________________________________________________________

Sehubungan dengan topik ini, sampaikan KOMENTAR ANDA melalui forum diskusi CANANGSARI: http://www.facebook.com/topic.php?uid=86656134711&topic=10072