Selasa, 30 Juni 2009

Dasa Yama Berata

Kata ”dasa” berarti sepuluh kata ”yama” berarti sikap hidup dan ”brata” berarti pengendalian. Sehingga dasa yama brata adalah sepuluh sikap hidup untuk pengendalian diri. Dasa yama brata merupakan salah satu ajaran sila dalam etika Hindu di samping ajaran sila-sila yang lainnya.

Sepuluh macam pengendalian hawa nafsu yaitu:

  1. Anresangsia = Tidak mementingkan diri sendiri
  2. Ksama = Suka mengampuni kesalahan orang lain
  3. Satya = Kejujuran
  4. Ahimsa = Kasih sayang terhadap sesama makhluk
  5. Dama = Kesabaran / dapat menasihati diri sendiri
  6. Priti = Kasih sayang yang mendalam
  7. Ajarwa = Kejujuran
  8. Prasada = Memiliki hati suci
  9. Madurya = Tutur katanya manis dan sopan santun
  10. Mardawa = Kelembutan hati atau orang yang tidak tinggi hati

SAD RIPU

setan (satan=musuh) dalam hindu dibedakan dalam enam kelompok yang harus dimusnahkan . Dimaksudkan enam musuh yang selalu menjerumuskan kita itu sepatutnya kita waspadai, antara lain:
1. Kama = Hawa nafsu yang tidak terkendalikan
2. Lobha = Tak pernah puas dengan yang sudah ada. kelobaan (ketamakan), ingin selalu mendapatkan yang lebih.
3. Krodha = Kemarahan yang melampaui batas (tidak terkendalikan).
4. Mada = Kemabukanyang membawa kegelapan pikiran.
5. Moha = Kebingungan
6. Matsarya = Iri hati / dengki

GURU YANG BAIK MENGHASILKAN MURID YANG BAIK

Wacana Bhagavan Sri Satya Sai Baba


Pendidikan modern hanya melengkapi manusia ( dengan pengetahuan ) sekadar untuk mengisi perutnya, tetapi tidak membantunya menjadi orang yang berbudi luhur.
Apa gunanya memperoleh pendidikan semacam itu?
Dengarkan oh para putra Bhaarat yang gagah perkasa.
( Puisi bahasa Telugu ).
Para guru yang terkasih!

Kalian telah datang jauh-jauh dari Srikakulam, kota yang namanya diawali dengan Sri, artinya ‘cemerlang dan mulia’. Sri bukan kata biasa. Kata itu mengandung keunggulan, kebesaran, serta kamsyhuran, dan digunakan ( untuk mengawali ) nama para mahatma seperti misalnya: Sri Raamakrishna Paramahamsa.


Tanamkan Pikiran Spiritual dalam Diri Anak-Anak

Semua yang telah datang dari Srikakulam adalah bakta yang hebat. Mereka menjadi bakta bukannya baru sekarang; sejak awal sampai sekarang mereka adalah bakta yang penuh semangat. Mereka semua—lelaki, perempuan, anak-anak, dan orang-orang tua—mengalami prinsip ketuhanan dalam pikiran, perkataan, serta perbuatan, dan menikmati kebahagiaan jiwa dari hal itu.

Para guru yang telah datang dari Srikakulam ke tempat suci ini adalah orang-orang yang sangat beruntung. Suatu negara menjadi maju hanya karena para guru semacam itu. Meskipun demikian, banyak hal tergantung pada sikap dan kelakuan para pelajar serta mahasiswa di suatu negara. Para pelajar dan mahasiswa yang diberkati dengan keahlian dan pengetahuan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan tanah airnya. Mereka harus mempunyai kemurnian pikiran dan kelembutan hati. Para guru seperti kalianlah yang membina pelajar dan mahasiswa semacam itu.

Bila para guru baik, pelajar dan mahasiswa juga akan baik. Bila para guru murni dalam pikiran dan perkataan, maka murid-murid mereka juga akan meresapkan perasaan yang murni, lembut, dan luhur.


Perwujudan kasih!

Janganlah kalian hanya memberikan pendidikan jasmani dan duniawi kepada anak-anak. Kalian juga harus memberi mereka pengetahuan moral, etika, dan spiritual. Tanamkan rasa percaya diri pada para pelajar dan mahasiswa. Apa pun yang dimiliki seseorang tidak akan banyak gunanya bila ia tidak mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.

Terutama sekali kalian harus secara berangsur-angsur membangkitkan pemikiran spiritual dalam diri para pelajar. Pemikiran spiritual berarti merenungkan Tuhan. Karena itu, pupuklah gagasan untuk merenungkan Tuhan dalam hati mereka. Dengan demikian perasaan mereka akan menjadi murni, mantap, dan tanpa pamrih.

Di dunia dewasa ini ke mana pun kita memandang, orang-orang tergila-gila pada uang. Apa yang bisa dilakukan uang untuk kita? Dapatkah uang menghapus air mata kesedihan? Tidak, sama sekali tidak. Uang hanyalah tujuan orang yang bodoh. Uang tidak dapat membawa kebahagiaan sejati. Kita hanya dapat mencapai kebahagiaan melalui kelakuan yang benar, pengorbanan, dan kasih.

Dari mana datangnya kebajikan ( dharma )? Satyaannaasti paro dharmah. Artinya, ‘Tiada darma yang lebih mulia daripada mengikuti kebenaran’. Tidak akan ada darma tanpa kebenaran ( satya ). Karena itu, tempuhlah hidup kalian dengan bertumpu pada kebenaran dan kebajikan.

Mengapa kita lahir di dunia? Tidak sekadar untuk makan, minum, dan tidur. Sri Krishna menyatakan, “Mamaivaamsho jiivalookee jiivabhuutah sanaatanah.” Artinya, ‘Atma yang abadi dalam segala makhluk adalah bagian dari diri-Ku’. Setiap makhluk adalah aspek Tuhan. Karena itu, kalian semua adalah perwujudan Tuhan. Kasih adalah sifat kalian yang sejati.

Setelah diberkati dengan kelahiran sebagai manusia, kalian harus menempuh hidup kalian dengan kemurnian dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Hanya dengan demikianlah negara akan maju. Jika tidak, segala pelaksanaan spiritual yang kalian lakukan seperti yajna, yaaga, dan tapa akan sia-sia seperti menuangkan air mawar ke dalam timbunan abu.

Hati para pelajar dan mahasiswa itu murni dan suci. Tanamkan benih-benih kasih dalam diri mereka. Benih itu akan tumbuh menjadi pohon yang sangat besar dan menghasilkan buah kedamaian serta kebajikan.


Buatlah para Pelajar dan Mahasiswa Menjadi Teladan Kebajikan yang Cemerlang

Dewasa ini banyak sekali hal yang dicemaskan manusia. Engkau tidak dapat melangsungkan hidupmu, bila engkau dihalangi oleh berbagai rasa cemas.
Lahir merupakan kecemasan,
berada di bumi merupakan kecemasan,
dunia menyebabkan kecemasan, demikian pula kematian.
Seluruh masa kanak-kanak adalah kecemasan,
Demikian pula masa tua.
Hidup adalah kecemasan, kegagalan menyebabkan kecemasan.
Segala perbuatan dan kesulitan menyebabkan kecemasan.
Bahkan kesenangan pun adalah kecemasan yang misterius.
Hanya bakti kepada Swamilah
yang akan melenyapkan segala kecemasanmu.
Oh hadirin sekalian! Tingkatkan bakti dan kasih semacam itu.

( Puisi bahasa Telugu ).


Jangan pernah memberi peluang pada rasa khawatir; tempuhlah hidup yang penuh kebahagiaan. Kasih kepada Swami merupakan obat mujarab untuk segala kekhawatiranmu.

Tanamkan sifat-sifat baik dalam diri anak-anak sehingga mereka dapat mencapai kemajuan dalam hidup mereka dan mempunyai masa depan yang gemilang.

Bila kalian tanamkan benih-benih kebenaran ( satya ), kebajikan ( dharma ), kedamaian ( shaanti ), kasih ( prema ), dan tanpa kekerasan ( ahimsa ), dalam diri anak-anak, mereka akan mengarahkan tidak hanya negeri ini, tetapi seluruh dunia, pada jalan yang benar. Bila tombol utama dinyalakan, semua bola lampu akan menyala. Demikian pula bila tombol utama bakti dinyalakan, cahayanya yang suci akan memancar ke mancanegara.

Bakti tidak hanya berarti menyanyikan kidung suci dengan iringan gembreng. Bakti berarti kasih kepada Tuhan. Bila kalian memupuk kasih ini, segala usaha kalian akan menjadi suci. Tidak hanya itu, seluruh hidup kalian dan kelahiran kalian sebagai manusia juga akan dikuduskan. Kalian lahir dari kasih, ditopang oleh kasih, dan akhirnya menunggal dengan kasih.

Ajarlah anak-anak agar memupuk perasaan-perasaan yang lembut dan berbicara dengan ramah serta menyenangkan. Jangan pernah mengajar mereka mengucapkan perkataan yang kasar. Penuhi hidup mereka dengan kasih dan kebajikan. Kemudian seluruh dunia akan bersinar cemerlang. Sebagaimana sebuah lampu menerangi sekitarnya, cahaya perbuatan baik mereka akan menyemarakkan dunia.


Para guru yang terkasih!

Berusahalah sedapat-dapatnya menanamkan kebajikan dalam diri anak-anak walaupun mungkin kalian menghadapi berbagai kesulitan dan masalah. Itulah tugas utama kalian. Pemimpin negara yang sesungguhnya adalah para guru, bukan para pemimpin politik. Hanya para guru yang dapat membuat anak-anak menjadi baik. Tanpa guru yang baik, akan terjadi kekacauan di mana-mana.

Guru harus menaruh minat yang besar pada kesejahteraan murid-muridnya. Binalah anak-anak menjadi ideal yang cemerlang sehingga cahaya kebajikan mereka memancar ke setiap jalan dan desa, memberikan kegembiraan kepada semua orang.

Dewasa ini orang-orang menderita berbagai jenis masalah. Kalian harus berusaha meringankan penderitaan mereka dengan menasihati mereka agar merenungkan nama Tuhan ( dengan mengulang-ulangnya di dalam hati, keterangan penerjemah ). Mungkin mereka dirundung berbagai kecemasan, tetapi hati mereka akan gembira begitu mereka mendengar nama Tuhan.


Guru Harus Menjadi Panutan bagi Murid-Muridnya

Para guru yang terkasih!

Kalian semua sangat beruntung. Manfaatkan kemujuran yang telah dianugerahkan kepada kalian ini. Tingkatkan nasib baik ini dan bagilah dengan semua orang. Dengan membagikannya kepada semua, kalian akan menikmati panen kebahagiaan jiwa.

Mengajar adalah pekerjaan yang mulia. Para guru adalah pemimpin dunia. Dunia tidak bisa eksis tanpa mereka. Selama ini sudah banyak maharesi agung yang memberikan ideal bagi seluruh dunia dengan teladan perbuatan mereka seperti misalnya: Vasishtha, Vishvaamitra, Jamadagni, dan para guru ( aacaarya ) seperti: Dronaacaarya, Kripaacaarya, dan Bhishmaacaarya. Sesungguhnya mereka adalah aacaarya sejati. Bila kalian mengubah diri kalian seperti mereka, kalian dapat melenyapkan segala kejahatan dari muka bumi.

Dronaacaarya adalah guru Kaurava dan Paandava. Suatu kali ketika Kaurava dan Paandava masih kanak-kanak dan sedang bermain bola, bola mereka jatuh ke dalam sumur di dekat tempat tersebut. Pada waktu itu Dronaacaarya sedang lewat di situ bersama istri dan putranya. Ia mendekati anak-anak yang sedang berdiri di sekeliling sumur dan bertanya, “Anak-anakku sayang, ada apa? Mengapa kalian berdiri mengelilingi sumur seperti ini? Apa yang terjadi?” Anak-anak itu menjawab, “Swami, bola kami jatuh ke dalam sumur.” “Jangan khawatir. Saya akan mengeluarkan bola kalian.” Sambil berkata demikian, Dronaacaarya mengeluarkan sebatang anak panah lalu memanah bola itu. Panahnya menghunjam bola. Setelah itu, ia melepaskan panah lagi yang menembusi panah pertama. Dengan cara ini ia melepaskan panah satu demi satu secara berurutan sehingga terbentuk tali dari rangkaian anak panah tersebut dan bola dapat dikeluarkan.

Guru harus mengembangkan keterampilan dan kekuatan anak-anak seperti ini dan mengajarkan berbagai ideal yang luhur kepada mereka. Hanya dengan demikianlah anak-anak dapat menanjak dalam hidupnya dan berbahagia.

Kebahagiaan anak-anak merupakan sumber makanan bagi dunia. Kebahagiaan ( aananda ) mereka sesungguhnya adalah makanan ( ahara ) bagi dunia. Tanpa makanan kebahagiaan, apa guna makanan lain? Makan, minum, berjalan, tidur, dan akhirnya mati, hanya untuk inikah manusia hidup? Kehidupan manusia itu sangat mulia dan luhur. Kita harus mengisi hati kita dengan perasaan-perasaan yang suci sesuai dengan kelahiran kita yang mulia sebagai manusia.

Sebagai guru pertama-tama kalian sendiri harus meningkatkan berbagai kebiasaan yang baik dan menempuh hidup yang ideal. Kemudian kalian harus mengajar anak-anak agar memupuk kebiasaan yang baik. Bila seorang guru kecanduan rokok, bagaimana ia dapat memberitahu murid-muridnya agar tidak merokok? Hanya bila para guru meningkatkan kebiasaan yang baik dan memupuk sikap serta kelakuan yang baik, maka para pelajar dapat mencontoh teladan mereka dan bekerja keras untuk kesejahteraan serta kemajuan tanah air. Mungkin kalian harus menghadapi berbagai kesulitan, tetapi jangan sekali-kali tidak menepati tekad kalian untuk membina para pelajar dan mahasiswa menjadi pribadi yang ideal. Inilah sifat seorang guru sejati.
Aku senang sekali karena demikian banyak guru telah datang dari Srikakulam. Hal apa saja yang baik yang kalian ketahui, pertama-tama harus kalian terapkan dalam hidup kalian sendiri, baru kemudian kalian ajarkan kepada anak-anak. Kusudahi wacana-Ku dengan berkat bagi semuanya.


Dari wacana Bhagawan di Pendapa Sai Kulwant, Prashaanti Nilayam, 5 – 12 – 2006.

Diterjemahkan : Dra. Retno Buntoro
surpi-kjmh.blogspot.com

THOUGHT FOR THE DAY

The Universe is visible to the naked eye. It is called Prapancha because it is a manifestation of the Pancha Bhutas (five elements). There is no world without the five elements. They are the very forms of the Divine. That is why people reverentially refer to the five elements, namely, earth, water, air, fire and ether, as Bhudevi, Gangadevi, Vayudeva, Agnideva and Shabda Brahman, respectively. The five elements are present in every being. The Spirit or the Atma which is the very form of God, is not visible to the naked eye, but the Pancha Bhutas can be seen, heard, felt and experienced by one and all. They are highly potent. Man is the embodiment of the five elements. He is their master. One who understands the principle of these five elements becomes God Himself.






Alam semesta dapat dilihat dengan mata biasa. Alam semesta disebut Prapanca karena merupakan manifestasi dari Panca Bhuta (lima unsur). Tidak ada dunia tanpa kelima unsur-unsur tersebut. Hal itu adalah wujud dari Ketuhanan. Itulah mengapa orang-orang menunjukkan rasa hormat mengacu pada lima unsur-unsur yakni bumi, air, udara, api dan eter, berturut-turut sebagai Bhudevi, Gangadevi, Vayudeva, Agnideva dan Shabda Brahman. Kelima unsur-unsur tersebut berada dalam setiap mahluk. Jiwa atau Atma yang merupakan bentuk yang sebenarnya dari Tuhan, tidak terlihat dengan mata biasa, tetapi Panca Bhuta dapat dilihat, didengar, dirasakan dan dialami oleh setiap orang. Mereka berpengaruh kuat. Manusia merupakan penjelmaan dari lima unsur. Dia adalah penguasa dari kelima unsur tersebut. Seseorang yang memahami prinsip lima unsur ini menjadi Tuhan itu sendiri.

INSPIRASI


The Lord incarnates as human being to help humans comprehend that which apparently cannot be understood and to enable them to attain that which is seemingly unattainable. By this action, the Lord, who is infinite, immutable and immanent, does not suffer any diminution. Neither is He, though embodied in a human frame, influenced by the taints and blemishes that normally affect a human being. To grasp the significance of the Divine Incarnation, it is imperative that one should rise above the rajasic (passionate) and thamasic (dull) gunas (atrributes) . Pious (sathwic) habits alone can lead him through the path of true devotion to the Lotus Feet of the Divine. For this, a favorable environment and company of good people are essential.



Tuhan menjelma dalam wujud manusia untuk menolong umat manusia memahami apa yang tampaknya tidak dapat dipahami dan memungkinkan mereka untuk mencapai apa yang tampaknya tidak dapat dicapai. Dalam melakukan hal ini, Tuhan, yang mana adalah tak terbatas, kekal dan maha ada, tidak akan mengalami kekurangan. Beliau, meskipun mewujud dalam tubuh manusia, tidak akan terpengaruh oleh noda dan cela yang biasanya berpengaruh pada umat manusia. Untuk memahami pentingnya makna Penjelmaan Tuhan, adalah menjadi suatu keharusan bagi seseorang untuk meningkatkan diri melampaui guna (sifat-sifat) rajasic (hawa nafsu) dan thamasic (kemalasan). Hanya sikap saleh (sathwic) sajalah yang bisa menuntun seseorang melewati jalan pengabdian sejati menuju pada Kaki Padma Tuhan. Untuk mewujudkan hal ini, perlu lingkungan yang sesuai dan pergaulan dengan orang-orang yang baik.

Hindu

Oleh: Mangku Suro (SRADDHA)-Facebook



Hindu menyatakan: Brahman adalah Kasih, immanent dan transcendent sekaligus, kreator dan kreasi sekaligus. Dunia ini gelanggang evolusi kita, yang menuntun secara berjenjang menuju moksha, pembebasan dari kelahiran dan kematian.

Hindu adalah agama yang unik, setelah beribu-ribu tahun mengalir dari sumbernya, pemahaman tentang Ketuhanan yang muncul di kalangan masyarakat Hindu sangat beragam, masing-masing melaksanakan dan menikmati pengabdiannya kepada Tuhan tanpa harus bertikai dengan saudaranya yang memiliki pemahaman yang berbeda. Namun, di dalam filsafatnya yang tertinggi menyatakan Brahman adalah nyata dan tidak nyata sekaligus, jamak dan tunggal sekaligus, di dalam dan di luar kita sekaligus. Ini sama sekali bukan pantheisme, politheisme atau monotheisme. Theologi utama dikenal sebagai monistik theisme, panentheisme, atau Advaita Isvaravada. Monisme, menentang dualisme, doktrin bahwa realitas itu adalah sebuah satu kesatuan secara menyeluruh atau eksistensi tanpa ada bagian-bagian yang independen. Theisme adalah kepercayaan pada Brahman dan Dewa-Dewa, immanent dan transcendent sekaligus. Hindu adalah monistik dalam kepercayaannya pada satu kesatuan realitas dan pada advaita, atau keesaan. Hindu adalah theistik dalam kepercayaannya pada Dewa-Dewa, dan Brahman sebagai Yang Maha Pengasih, Penguasa pribadi, immanent di alam semesta. Hindu mengungkapkan keesaan dari Pati-pashu-pasha, Brahman-atman-alam, mencakup nondual dan rangkap sekaligus. Sanatana Dharma murni dari Agama Weda yang kemudian lebih dikenal dengan nama Agama Hindu. Mereka yang telah mencapai kemurnian batin (suddha bhakta) memusatkan pikirannya pada hal ini sebagai jalan religiusnya: Sang Pribadi, Realitas Absolut dan Jiwa Utama; tiga kategori: Brahman, Atman dan ikatan; pembebasan sempurna dari semua belenggu jiwa.

Senin, 22 Juni 2009

Konsep penciptaan alam semesta menurut Hindu, Islam, Kristen dan Konsep Modern


By ngarayana

Semua kitab suci agama-agama besar dunia menguraikan tentang konsep penciptaan alam semesta. Pada umumnya konsep penciptaan semesta hampir mirip pada agama-agama abrahamik. Hal ini mungkin disebabkan karena ketiga agama-agama Abrahamik yaitu Yahudi, Kristen dan Islam juga bersumber dari ajaran yang sama, yaitu ajaran Nabi Abraham/Ibrahim. Namun konsep penciptaan dalam agama-agama Timur, terutama agama Hindu dan Buddha ternyata sangat berbeda dengan konsep agama-agama Abrahamik. Konsep penciptaan dari ajaran yang manakah yang lebih relevan dengan teori-teori penciptaan dan ilmu kosmologi modern? Mari kita simak satu persatu.

B. Konsep penciptaanmenurut Alkitab

Yahudi kuno serta kaum Kristen memiliki dua legenda penciptaan, keduanya tercatat di Bible/Alkitab.

Yang pertama,
Allah menciptakan Langit dan Bumi, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air, Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Allah menjadikan cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air. Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Allah menamai cakrawala itu langit, itulah hari ke dua.
Segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji di bumi, itulah hari ke tiga.
Matahari dan bulan serta bintang-bintang pada hari ke empat, semua burung dan hewan laut pada hari ke lima, Binatang ternak, melata, liar dan laki-laki dan wanita pertama pada hari ke enam[Kejadian 1, 1-31].
Pada tahun 1951, Paus Pius XII menghubungkan Kata “Jadilah terang.” dengan hipotesis Big Bang. Sejak saat itu Big Bang, meledak besar sebagai ‘teori’ asal mula semesta.
Yang kedua,
Tuhan membuat bumi, lalu laki-laki pertama, lalu tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, lalu terakhir seorang wanita[Kejadian 2, 4-22].

Frase kata ‘jadilah..’ terdapat dalam setiap kehendak yang Allah lakukan.
Paus Pius XII sangat bersemangat untuk menghubungkan frase ‘jadilah terang’ di ayat pertama dengan Big Bang, rupanya beliau sangat memahami terdapat kemuskilan logika bahwa
Bagaimana mungkin, Terang dinamakan siang dan gelap dinamakan malam terjadi di hari pertama, sementara Matahari dan bulan baru ada di hari ke 4
Bagaimana mungkin, tumbuhan yang berbiji dan buah-buahan yang berbiji dapat tumbuh semetara Matahari dan Bulan baru diciptakan keesokan harinya, dimana satu hari Allah setara 1000 tahun di bumi.

Beberapa pendapat kalangan nasrani menghubungkan terang dan gelap sebagai kebaikan dan kejahatan, namun pendapat itu juga tidak relevan mengingat obyek kejahatan belum tercipta.
Diatas telah disebutkan bahwa Frase “Jadilah terang” dilakukan sebelum penciptaan. Semua penggunaan Frase “Jadilah terang” ternyata dilakukan setelah ada Air yang menutupi samudera raya! Tidak ada bukti dari Alkitab yang menyatakan bahwa Air yang menutupi samudera raya juga diciptakan oleh Allah.
Di hari pertama, Tidak diceritakan bagaimana air tercipta karena tidak didahului dengan kata “Jadilah terang”. Air dan Allah sudah ada. Bentuk bumi saat itu hanyalah air yang menutupi seluruh BUMI. Dari atas air tercurah dan dibawah juga ada air, di mana-mana hanyalah Air.
Alkitab pada kitab Kejadian 1 hanya bercerita mengenai Bumi disaat Banjir besar, Ia tidak berbicara mengenai pembentukan Tata Surya apalagi Pembentukan Semesta, Petunjuk mengenai hal itu, dilihat di hari ke dua dan ketiga, ketika Banjir itu reda, Langit mulai terang, Air hanya dibawah Langit, beberapa mulai surut, daratan terlihat dan sisanya berupa Lautan.
Jadi jelas bahwa Alkitab hanya menceritakan surutnya banjir besar daripada kisah mengenai penciptaan semesta dengan ledakan yang luarbiasa! Sama sekali tidak ada relevansinya dengan hipotesis Big Bang.

C. Konsep penciptaan menurut Alqur’an
Al Qur’an ternyata lebih maju dengan menutup lubang logika awal terciptanya Langit dan bumi dengan menggunakan Frase kata ‘jadilah..’ yang sama!
Frase kata yang sama yaitu ‘jadilah..’ atau ‘kun fayakoonu’ merupakan frase ke-MahaKuasaan, itu tercantum pada 8 ayat [Al Baqarah 2:117, Ali Imran 3: 47, Ali Imran 3: 59, Al Anaam 6: 73, An Nahl 16: 40, Maryam 19: 35 Yasin 36: 82, dan Al Ghafir 40: 68] yaitu saat penciptaan langit dan Bumi, Penciptaan Adam & Isa, serta penciptaan lainnya yang dikehendaki Allah:
[2:117] Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.
[3: 59] Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
[36: 82] Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.
Apakah frase kata ‘jadilah..’ atau ‘kun fayakoonu’ merupakan Big Bang?
Qur’an ayat 51: 47 menyatakan bahwa “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa”.
Beberapa orang menterjemahkan kata ‘kami benar-benar berkuasa’ menjadi ‘’kami meluaskannya’. Tafsiran ‘kami meluaskan’ dikemukakan oleh Harun Yahya yang muncul hanya baru-baru ini saja ketika hipotesis BigBang dan alam semesta yang terus mengembang sedang populer-pupulernya. Namun berdasarkan 3 ayat di atas tentang ‘jadilah!’ maka samasekali tidak menunjukan kecocokan apapun dengan hipotesis Big Bang maupun Alam semesta yang terus mengembang.
Detail penciptaan Langit dan Bumi menurut Al Qur’an terdapat di surat [7:54, 10:3, 11:7, 21:30, 25:59, 32:4, 57:4, 41:9-12 dan 79:27-33].
Surat Al Anbiyaa’ 21:30, menunjukan keadaan Bumi dan langit saat yang awal mula:
Al Anbiyaa’ 21:30, Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Tafsir Ibn Kathir atas ayat 21:30:
…Tidakkah mereka mengetahui bahwa Langit dan bumi dulunya bersatupadu yakni pada awalnya mereka satu kesatuan, terikat satu sama lain. Bertumpuk satu diatas yang lainnya, kemudian Allah memisahkan mereka satu sama lain dan menjadikannya Langit itu tujuh dan Bumi itu tujuh, meletakan udara diantara bumi dan langit yang terendah…

Saidbin Jubayrmengatakan :
‘langit dan Bumi dulunya jadi satu sama lain, Kemudian Langit dinaikkan dan bumi menjadi terpisah darinya dan pemisahan ini disebut Allah di Al Qur’an’

Al hasan dan Qatadah mengatakan;
’Mereka Dulunya bersatu padu, kemudian dipisahkan dengan udara ini’

Surat Fushshilat 41: 9-12, menyajikan urutan pengerjaan Bagaimana penciptaan yang dilakukan Allah:
Pertama, (41:9) Bumi di ciptakan dalam dua masa
Kedua, (41:10) Segala isi Bumidiciptakan total dalam empat masa
Ketiga, (41:11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.”
Surat diatas jelas menunjukan bahwa kedudukan Bumi dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit. Bumi diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah menyelesaikan Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya
Keempat, (41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Tafsir Ibn Kathir untuk surat 41:9-11juga menyatakan bahwa:

Penciptaan Bumi dan Penciptaan langit dibicarakan secara terpisah Allah berkata bahwa Ia menciptakan Bumi terlebih dahulu, karena itu adalah Fondasi, dan Fondasi harus dibangun terlebih dahulu baru kemudian atap.

Berkenaan dengan penciptaan Bintang-bintang di ayat Fushshilat 41:12 maka terdapat 3 (ayat) lain di Al Qur’an yang memberikan konfirmasi pasti bahwa bintang- bintang diciptakan untuk menghiasi langit dan sebagai alat untuk melempar setan-setan ketika mereka mencuri dengar berita dari Allah/langit [Ash Shaaffaat 37: 6, Al Mulk 67: 5, Al Hijr 15:16-18 dan juga ‘Al Buruj sebagai bintang besar pada ayat Al Furqaan 25:61]
Surat Al Mulk 67:5,Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

Tafsir Ibn Kathir surat 67:1-5
Ayat ini merujuk pada bintang-bintang yang telah di letakan di langit, beberapa bergerak dan beberapa diam.

Qatadah berkata;
‘Bintang-bintang diciptakan hanya untuk tiga kegunaan, yaitu: Hiasan di langit, Alat pelempar setan dan petunjuk Navigasi, Jadi siapapun yang mencari interpretasi lain tentang bintang selain ini maka itu jelas merupakan opini pribadi, Ia telah melebihi porsinya dan membebani dirinya dengan hal-hal yang ia sendiri tidak punya pengetahuan tentang ini. [Ibn Jarir dan Ibn Hatim merekam riwayat ini].
Kegunaan ‘Al Buruj’ (Bintang besar) juga sama sebagai Benteng penjaga untuk melempar setan yang mencuri dengar [riwayat dari Atiyah Al-`Awfi, lihat: Tafsir Ibn Kathir surat 15:16-19]
Surat An Naazi’ aat 79:27-33, juga menyajikan urutan pengerjaan penciptaan yang dilakukan Allah!
Allah menyatakan bahwa penciptaan Manusia itu jauh lebih mudah daripada penciptaan Langit. Ia meninggikan Bangunannya lalu menyempurnakannya (79:28). Kemudian ia Menciptakan siang dan malam. Kemudian bumi dihamparkannya (diisi) Caranya: memancarkan Air dan menumbuhkan tumbuhan, gunung-gunung dipancangkan teguh (79:31-32). Untuk apa? Untuk kesenangan Manusia dan binatang ternak milik manusia (79:33)

tafsir Ibn Kathir untuk surat 79:27-33:

It already has been mentioned previously in Surat Ha Mim As-Sajdah thatthe earth was created before the heaven was created, but it was only spread out after the creation of the heaven.

Di Tafsir Ibn Kathir untuk surat 79:27-33, terdapat satu riwayat menarik mengenai kebingungan seseorang akan hubungan surat [41:9-12] dan surat [79:27-33] yaitu mana yang diciptakan terlebih dahulu: Bumi atau Langit.
Sa’id Bin Jubayr berkata, ‘Seseorang berkata pada Ibn ‘Abbas: Saya menemukan di Qur’an yang membingungkan ku:…Allah berkata (79:27-33):
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia menciptakannya, meninggikannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
Jadi Dia menyatakan bahwa Penciptaan Lagit dahulu baru kemudian penciptaan Bumi, Namun kemudian Allah berkata(41:9-12):
Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanannya dalam empat masa. bagi orang-orang yang bertanya.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Di sini Allah menyatakan Penciptaan Bumi dahulu baru kemudian Penciptaan Langit.Kemudian Ibn ‘Abbas menjawab:
Allah menciptakan Bumi dalam dua hari (masa),
kemudian menciptakan Langit, kemudian (Istawa ila) meninggikan langit dan membentuknya dalam dua hari lagi.
Kemudian membentangkan Bumi, ini berarti bahwa Dia membawa, sejak saat itu, air dan makanan. Dan kemudian Dia menciptakan Gunung-gunung, Pasir, benda-benta tak bernyawa, batu-batu dan bukit-bukit dan semuanya dalam waktu dua hari lagi.

Inilah yang Allah katakan (Ia) menghamparkan (Bumi) (79:30) Dan Allah berkata, ‘Ia ciptakan bumi dalam dua hari’, jadi Dia menciptakan Bumi dan segala isinya dalam empat hari dan Dia menciptakan Langit dalam dua Hari. Di rekaman Al Bukhari.
Dia menciptakan Bumi dalam Dua hari, artinya pada Minggu dan Senin.
Dia meletakan Gunung-gunung yang kokoh di atasnya, menumbuhkan yang bermanfaat, menakar untuk perlengkapan yang dibutuhkan manusia, artinya pada Selasa dan Rabu, jadi dengan dua hari sebelumnya menjadi empat hari
Kemudian Dia meninggikan (Istawa ila) langit dan dan langit itu masih merupakan asap..melengkap dan menyelesaikan ciptaannya seperti 7 langit dalam dua hari, artinya Kamis dan Jumat

Pada rekaman Hadis Muslim, Book 039, Number 6707, Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi menggenggam tanganku dan berkata: Allah yang Maha Agung dan Mulia menciptakan:
Tanah pada hari Sabtu dan
Gunung pada hari Minggu dan
Pepohonan pada hari Senin dan
Segala yang berkaitan kelengkapan pekerjaan pada Selasa dan
cahaya pada hari Rabu dan
Dan menyebarkan Binatang pada hari Kamis dan
Adam setelah ashar pada hari Jum’at, ciptaan terakhir pada hari Jum’at antara Sore dan Malam

Tiga laporan mengenai penciptaan langit dan bumi di atas, sudah menegaskan bahwa: Bumi diciptakan terlebih dahulu baru kemudian langit.
Masih mengenai Surat 41:11
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu..”

Dalam Asbabun Nuzul surat Al Iklas 112:1-4,
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Riwayat Abu Syaikh di dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap kepada Nabi SAW. dan berkata: “Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu.” Rasulullah SAW tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat Allah.
Dari hadis di atas, kita ketahui bahwa tidak ada penolakan mengenai asal muasal Langit, Adam, Iblis dan Bumi.
Terdapat fakta menarik yang disebutkan di surat 41, yaitu setelah penciptaan Bumi, Langit masih beberbentuk kabut kemudian hadis mengisyaratkan pernyataan yang sama dari kaum yahudi bahwa langit diciptakan dari kabut sehingga penciptaan semesta dari agama-agama Abrahamik lebih mendekati hipotesis kabut daripada hipotesis Big Bang.
Surat 41, 51, 21 dan 79 termasuk golongan Almakiyah (sebelum Hijrah ke Medinah, 620 M) dan urutan turunnya surat adalah tertera demikian. Ayat 112, ada yang mengganggap sebagai Al Makiyyah, sementara As suyuti menganggap sebagai Al Madaniyya
Penegasan terakhir mengenai penciptaan Bumi dan Langit adalah melalui surat Al Baqarah yang diturunkan Allah di 2 H (624 M). Surat ini termasuk golongan surat Al madaniyya yang turun lebih belakangan dari surat Al Makiyya lainnya yaitu 41, 51, 21 dan surat 79. Di surat Al Baqarah 2:29, Muhammad dan Jibril bersabda bahwa:
Ia yang menjadikan segala sesuatunya untukmu di Bumi. Kemudian Ia meninggikan (Iswata ila) langit dan dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Setelah semuanya siap, di dilanjutkan dengan penciptaan Adam di Al Baqarah 2:30-36, surat itu memperkuat surat-surat penciptaan manusia yang turun sebelumnya yaitu di 7:10-24, 15:26-33 dan 38:71-84. Disebutkab bahwa Adam diciptakan dari tanah kemudian Allah berkata, ‘Jadilah!’ [3:59]
Pernyataan di surat Al Baqarah 2:29-36 sangat jelas, terstruktur dan ada urutannya! yaitu menciptakan Bumi, kemudian langit plus 7 langit dan terakhir Penciptakan Manusia. Jadi, saat manusia diciptakan maka penciptaan langit sudah final, tidak ada pengembangan langit lagi. Bukti itu ada di ayat 2:31
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

Ada pendapat yang mengatakan bahwa 7 langit adalah 7 lapisan Atmosfir. Di jaman awal Islam, Mujahid, Qatadah and Ad-Dahhak dalam tafsir Ibn Kathir untuk surat 32:4-6 yang di kutip lagi oleh Ibn kathir untuk tafsir surat 13:2-4 , dinyatakan bahwa jarak Bumi dan lapisan langit serta antar lapisan langit adalah 500 tahun [jadi sekitar 3500 tahun]. Jelas sudah bahwa 7 langit adalah bukan atmosfir, sesuai dengan bunyi surat di qur’an maka langit yang dimaksudkan adalah ‘surga’:
Surat Al Najm 53:14-15, (yaitu) di Sidratil Muntaha.Di dekatnya ada syurga tempat tinggal..

Jalaluddin as-Suyuthi (pengarang tafsir Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur) menjelaskan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Wahhab ibnu Munabbih bahwa Allah Swt. menciptakan `arsy dan kursi (kedudukan) dari cahaya-Nya. `Arsy itu melekat pada kursi. Para malaikat berada di tengah-tengah kursi tersebut. `Arsy dikelilingi oleh empat buah sungai, yaitu:
1.sungai yang berisi cahaya yang berkilauan;
2.sungai yang bermuatan salju putih berkilauan;
3.sungai yang penuh dengan air; dan
4.sungai yang berisi api yang menyala kemerahan.
Para malaikat berdiri di setiap sungai tersebut sambil bertasbih kepada Allah. Hadis yang menyebutkan 7 langit adalah Surga:
Sahih Bukhari pada Vol.1, Buku9, No. 608, yang dinarasikan Anas Bin Malik, yaitu saat perjalanan Isra’ Mira’j naik hingga kelangit ke 7 dikatakan oleh Nabi Muhammad bahwa Ia dibawa keliling langit dan kemudian Ia lihat ditepi Sungai, Ia lihat Istana yang dibangun dari Mutiara dan Jamrud..
Sahih Bukhari Vol.1 Buku 8 no.345, diriwayatkan Abu Dhar, Muhammad berkata, saat ia mencapai Langit pertama. Ia berjumpa Adam bersama jiwa-jiwa anak cucunya pada sisi kanan dan kiri Adam, dimana yang dikanannya merupakan penghuni Surga dan dikirinya adalah penghuni neraka..
Sahih Bukhari Vol.4 Buku 54 no. 426, diriwayatkan Malik Bin Sasaa, Muhammad berkata ketika Ia mencapai langit ke 7, Ia bertemu Abraham disana dan melihat Bait-Al-Ma’mur (Rumah Allah) yang didalamnya 70.000 malaikat yang berbeda yang melakukan sholat setiap harinya. Ia lihat pula Sidrat-ul-Muntaha, Buah Nabk, daun seperti telinga gajah, dan empat sungai….sungai Nil dan Euphrate…[Abas Malik meriwayatkan...dan 4 Sungai mengalir, dua terlihat dan dua tidak..yang terlihat adalah Nil dan Euphrates (Hadis Bukhari Vol. 5 Buku 58 No.227); Abu Huraira meriwayatkan Nabi berkata: Saihan, Jaihan, Euphrates dan Nil adalah nama-nama sungai di Firdaus(Sahih Muslim 040 no 6807)]
Kesimpulan penciptaan menurut Agama-agama Abrahamik
Penciptaan versi Al Qur’an hanya menjelaskan dalam lingkup penciptaan bumi dan langit yang kedudukannya sederajad, bukan penciptaan tata surya dan alam semesta.
Fungsi bintang-bintang dan bintang besar bukanlah seperti Matahari, namun sebagai Penghias langit, Pelempar setan dan Petunjuk navigasi.
Bumi diciptakan duluan baru kemudian langit dan segala isinya!. Penciptaan manusia dilakukan setelah penciptaan Langit dan segala isinya selesai.
Jadi penciptaan versi Al Qur’an tidak ada relevansinya dengan Big Bang yang selama ini di dengung-dengungkan oleh Harun Yahya.

D. Penciptaan Alam Semesta Menurut Hindu
Dalam Matsya Purana 2.25-30, penciptaan diceritakan terjadi setelah Mahapralaya, leburnya alam semesta, kegelapan di mana-mana. Semuanya dalam keadaan tidur. Tidak materi apapun, baik yang bergerak maupun tak bergerak. Lalu Svayambhu, self being, menjelma, yang merupakan bentuk diluar indra. Ia menciptakan air/cairan pertama kali, dan menciptakan bibit penciptaan didalamnya. Bibit itu tumbuh menjadi telur emas. Lalu Svayambhu memasuki telur itu, dan disebut Visnu karena memasukinya.

Rg. veda tidak menjelaskan sejarah manusia, tapi menjelaskan evolusi semesta. Ayat-ayat/sloka mantram tersebut memberikan penjelasan yang padat, efektif dan sederhana atas apa yang dinyatakan Rg.Veda.

Filsafat Hindudalam Rgveda,menyatakan bahwa Penciptaan merupakan manifestasi dari Yang Maha Kuasa.

“Semua adalah Purusa, apapun yang telah terjadi dan apapun yang akan terjadi. Ia adalah tuan dari kekekalan, yang tumbuh dari makanan. Ia dinyatakan mempunyai ribuan kepala, ribuan mata dan ribuan kaki. Ia membungkus Bhumi dari segala penjuru, dan ada di luar berbentuk sepuluh jari. Semua hanyalah Purusa, “- Rgveda 10.90.1-2,
Chandogya Upanisad 3.14.1 menyatakan bahwa semuanya adalah Brahman.
Tidak ada neraka abadi karena bahkan neraka pun tidak bisa dipisahkan dengan Tuhan. Bahkan, tidak ada surga atau neraka pada akhir jaman. Semesta hanyalah manifestasi dari Yang Kuasa, dan akhir dari siklus semesta yang sekarang disebut “Mahapralaya” saat semua kembali pada Purusa. Di akhir jaman, tidak ada surga, tidak ada neraka dan tidak ada jiwa.
Dalam Rgveda, kata “Purusa” bisa berarti manusia/laki-laki (man). Secara etimologis, Purusa berarti orang yang menghuni kota (Pura). “Pura” sendiri berarti tempat yang dihuni oleh penjaga/ penghuni.
Purusa disebut juga Rahim Emas, Purusa disebut juga Brahmanda, Purusa disebut juga Martanda.
Purusa disebut juga Prajapati [Satapatha Brahmana 7.4.1.15, Jaiminya Brahmana 2.47].,
Purusa disebut juga Brhaspati, sang penguasa Ekspansi, menciptakan alam semesta seperti seorang seniman [Rigveda 10.72.2].
Purusa disebut juga Lopramudra, Purusa disebut juga Agastya, Hasil Agastya dan istrinya Lopamudra adalah Purusa,
Purusa disebut juga Indra, Purandara (Pembelah kota), Purusa disebut juga Virata Penutup batas. Apapun yang membesar lebih dari Purusa adalah Purusa.
Purusa disebut juga Aditi, Purusa disebut juga daksa yang saling melahirkan, Daksa dan Aditi yang saling melahirkan, yang melahirkan adalah Purusa yang dilahirkan adalah Purusa.
RigVeda menjelaskan bahwa sebelum penciptaan Alam semestadalam bentuk tak berwujud yang disebut rahim emas, rahim dari semesta atau Hiranyagharba
“Sebelum penciptaan adalah rahim emas, ia adalah tuan dari segala yang lahir. Ia memegang bumi.” -Rgveda 10.121.1
Saat Penciptaan Semesta, Purusa/Prajapati/Brahman menciptakan dua kekuatan yang disebut Purusa yaitu kekuatan hidup (batin/nama) dan Prakerti (pradana/rupa) yaitu kekuatan kebendaan. Kemudian timbul “cita” yaitu alam pikiran yang dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Satwam (sifat kebenaran/Dharma), Rajah (sifat kenafsuan/dinamis) dan Tamah (Adharma/kebodohan/apatis). Kemudian timbul Budi (naluri pengenal), setelah itu timbul Manah (akal dan perasaan), selanjutnya timbul Ahangkara (rasa keakuan). Setelah ini timbul Dasa indria (sepuluh indria/gerak keinginan) yang terbagi dalam kelompok;
Panca Budi Indria yaitu lima gerak perbuatan/rangsangan: Caksu indria (penglihatan), Ghrana indria (penciuman), Srota indria (pendengaran), Jihwa indria ( pengecap), Twak indria (sentuhan atau rabaan)
Panca Karma Indria yaitu lima gerak perbuatan/penggerak: Wak indria(mulut), Pani (tangan), Pada indria (kaki), Payu indria (pelepasan), Upastha indria (kelamin)
Setelah itu timbulah lima jenis benih benda alam (Panca Tanmatra): Sabda Tanmatra(suara), Sparsa Tanmatra (rasa sentuhan), Rupa Tanmatra(penglihatan), Rasa Tanmatra (rasa), Gandha Tanmatra (penciuman). Dari Panca Tanmatra lahirlah lima unsur-unsur materi yang dinamakan Panca Maha Bhuta, yaitu Akasa (ether), Bayu (angin), Teja (sinar), Apah (zat cair) dan Pratiwi (zat padat.)
Keadaan Sebelum Penciptaan
Keadaan sebelum penciptaan disebut dalam Nasadiya sukta yang mengisahkan asal mula alam semesta di Rgveda 10.129:
1.Tiada yang termanifestasikan atau tak termanifestasikan. Sehingga tiada debu dan tiada langit di luarnya. Apa yang melingkupinya, di mana naungannya? Apa suara yang dalam dan tak-terjelaskan itu?
2.Tiada kematian. Tiada perbedaan antara siang dan malam. Hanya Ia atas kehendakNya sendiri tanpa udara. Tiada apapun selain itu.
3.Sebelumnya hanya ada kegelapan, semuanya ditutupi kegelapan. Semuanya hanya cairan yang tak terpisahkan (Salila). Apapun itu, ditutupi dengan kekosongan. Yang satu lahir dari panas.
4.Sebelum itu (sebelum penciptaan) keinginan (untuk mencipta) bangkit dari diriNya, lalu dari pikiranNya bibit pertama lahir. Manusia yang bijak dalam berpikir menemukan yang termanifestasikan terikat dengan yang tak-termanifestasikan.
5.Cahayanya menyebar menyamping, ke atas dan bawah. Ia menjadi pencipta. Ia menjadi besar atas kehendaknya sendiri ke bawah dan atas.
6.Siapa yang tahu, siapa yang akan memberitahu dari mana dan mengapa penciptaan ini lahir, karena dewa-dewa lahir setelah penciptaan ini. Sehingga, siapa yang tahu dari siapa semesta ini dilahirkan.
Sebelum penciptaan yang ada hanya kosong. Belum ada ruang maupun waktu. Tak ada materi.
“Pada mulanya sama sekali tiada apapun. Tiada surga, tiada bumi dan atmosfer.” -Taittiriya Brahmana 2.2.9.1
“Seluruh semesta termasuk bulan, matahari, galaksi dan planet-planet ada didalam telur. Telur ini dikelilingi oleh sepuluh kualitas dari luar.” -Vayu Purana 4.72-73
“Di akhir dari ribuan tahun, Telur itu dibagi dua oleh Vayu.” -Vayu Purana 24.73
“Dari telur emas, alam material diciptakan.” -Manusmrti 1.13

Ketika alam semesta berekspansi, Ia juga diberi nama Virata yang diturunkan dari akar kata ‘Vr’ yang artinya untuk menutupi yang juga berarti ’sangat besar.

“Vrtra menutupi kesemua tri loka.” -Taittiriya Samhita 2.4.12.2
“Vrtra berada jauh diatas di Antariksa.” -Rgveda 2.30.3

Tri loka melukiskan alam semesta, jadi disini Vrtra menutupi alam semesta. Jika Vrtra ada dibatas alam semesta, ia bisa dikatakan berada ditempat yang jauh sekali.

Dalam Rgveda 1.32dilukiskan bahwa Vrtra (sang ular) menahan air, di matra 12 dijelaskan menjelaskan bahwa kekalahan Vrtra dari Indra membebaskan tujuh sungai untuk mengalir. Pembebasan tujuh sungai (sapta sindhu) oleh Indra bukanlah disebutkan hanya satu kali, tapi berulang-ulang kali dalam Rgveda. Ide dimana ular menahan air juga ditemukan dalam manuskrip yang berbeda-beda diseluruh dunia.

Mitos dari Quiches, suku Indian di Amerika Selatan, bisa ditemukan di Popol Vuh. Suku Quiches percaya bahwa pada mulanya adalah air dan ular berbulu.

Dalam Rgveda 4.17.13 Indra disebut sebagai Asanimana yang artinya Ia yang menguasai petir. Lebih lanjut dalam Kausitaki Brahmana 6.9, Indra disebut sebagai Asani (petir). Satapatha Brahmana mengatakan:

“Siapakah Indra dan siapakah Prajapati? Petir adalah Indra dan Yajna adalah Prajapati.” -Satapatha Brahmana 11.6.3.9

Teori penciptaan Veda lebih jauh dijelaskan dalam Bhagavata Purana/ Srimad Bhagavatam;
Srimad Bhagavatam (3.11.41) menjelaskan: “Lapisan-lapisan unsur yang menutupi alam semesta, masing-masing sepuluh kali lebih tebal dari lapisan sebelumnya, dan kumpulan seluruh alam semesta bersama-sama kelihatan bagai atom-atom dalam kombinasi yang besar.”
Srimad Bhagavatam (5.20.43-46): “Matahari berada di pertengahan alam semesta, yaitu di wilayah ruang (antariksha) antara Bhurloka dan Bhuvarloka”
Sementara itu pada Srimad Bhagavatam skanda 5 bab 24 mengarakan munculnya alam semesta dari pori-pori Tuhan dalam wujud Karanodakasayi Visnu, dari sini muncul Garbhadakasayi Visnu yang berikutnya dari pusar beliau muncul bentuk yang menyerupai bunga padma. Di atas bunga padma inilah Tuhan menciptakan mahluk hidup yang pertama, yaitu Dewa Brahma. Dewa Brahma diberi wewenang sebagai arsitek yang menciptakan susunan galaksi besarta isinya dalam satu alam semesta yang dikuasainya. Alam semesta berjumlah jutaan dan tidak terhitung banyaknya yang muncul dari pori-pori Karanodakasayi Visnu dan setiap alam semesta memiliki dewa Brahma yang berbeda-beda. Ada Dewa Brahma yang berkepada 4 seperti yang dijelaskan menguasai alam semesta tempat bumi ini berada. Dan ada juga Brahma yang lain yang memiliki atribut yang berbeda, berkepala 8, 16, 32 dan sebagainya. Yang jelas dapat disimpulkan bahwa Brahma adalah merupakan kedudukan dalam sebuah alam semesta dan di seluruh jagad material terdapat sangat banyak dewa Brahma, bukan saja dewa Brahma bermuka empat yang telah biasa dibicarakan oleh umat Hindu saat ini. Hal pertama yang diciptakan Brahma dalah susunan benda antariksa, planet, bintang dan sejenisnya mulai dari tingkatan paling halus sampai dengan yang paling kasar. Dalam penciptaan ini dijelaskan bahwa Tuhan menjelma sebagai Ksirodakasayi Visnu dan masuk kedalam setiap atom. Inilah kemahahebatan Tuhan sebagai maha ada dan menguasai setiap unsur dalam ciptaannya. Setalah itu Dewa Brahma menciptakan berbagai jenis kehidupan mulai dari para dewa, elien, mahluk halus, binatang, tumbuhan sampai pada virus yang berjumlah 8.400.000 jenis kehidupan.

Lebih lanjut dalam Rgveda bab II.72.4 disebutkan
“Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari” artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi)

Mengakomodir pemaparan ayat-ayat Veda tentang penciptaan alam semesta, Veda mengajukan teori baru yang berbeda dengan teori penciptaan yang umum dikenal sekarang.
Secara garis besar Veda mengatakan bahwa alam semesta muncul dari pori-pori Tuhan yang merupakan energi maha besar dan berikutnya berkembang dan terus meluas membentuk materi yang memenuhi semesta raya.
Lebih Srimad Bhagavatam dalam skanda yang sama menjelaskan pada akhir peleburan suatu alam semesta, alam semesta akan kembali masuk kedalam pori-pori Tuhan.
Sementara itu pada akhir abad ke-20 para ilmuan mengamati adanya lubang hitam yang memiliki medan gravitasi sangat besar dan bahkan menarik cahaya masuk kedalamnya, benda inilah yang disebut sebagai Black Hole. Jadi dikaitkan dengan fenomena tertariknya materi termasuk cahaya kedalam lubang hitam ini, penulis mengajukan hipotesa dengan nama baru sesuai dengan konsep penciptaan dan peleburan alam semesta versi Veda, yaitu konsep Black Hole – White Hole.
Black Hole adalah sebagai lubang tempat materi (aditi) kembali berubah menjadi energi (daksa) dan White Hole adalah lubang tempat energi (daksa) berubah menjadi materi (aditi). Dari satu White Hole akan terbentuk gelembung besaryang pada akhirnya membentuk satu alam semesta yang antara satu alam semesta dengan alam semesta lainnya masing-masing dibatasi oleh tegangan permukaan/lapisan yang sangat kuat [lihat Srimad Bhagavatam (3.11.41)]. Dalam satu alam semesta sendiri juga terbentuk gelembung-gelembung (phena) yang memberi jarak yang tidak merata antara satu susunan galaksi dengan yang lainnya [lihat Satapatha Brahmana 6.1.3.2]Sementara itu di jagad raya terdapat jutaan White Hole yang masing-masing memunculkan satu gelembung alam semesta.

D. Teori penciptaan modern
Teori penciptaan modern yang saat ini diakui secara luas adalah teori Big Bang. Salah satu asumsi penting yang mendasari kosmologi Big Bang adalah alam semesta dimana-mana sama (uniform). Artinya seluruh bagian alam semesta mempunyai massa jenis dan struktur yang sama. Dengan pertimbangan tersebut, pemilihan unit untuk dispersi massa-energi menjadi sangat penting. Kita tahu bahwa planet-planet dan bintang-bintang tidaklah terdistribusi merata. Para ilmuwan memilih skala yang lebih besar, pada awalnya dipercayai galaksi tersebar secara merata diseluruh angkasa luar.

Ketika Hubble melakukan survey pada 44,000 galaksi, Sayangnya ia tidak menemukan distribusi merata, bahkan ia menemukan pengelompokan (clustering). Penelitiannya dilanjutkan oleh Fritz Zwicky pada tahun 1938 yang menemukan juga bahwa galaksi mengelompok dan tidak terdistribusi merata. Hal ini yang mendasari bahwa kelompok galaksi (cluster of galaxies) adalah unit yang cocok dan kelompok galaksi ini tersebar secara merata di angkasa.

Galaksi kita, Bima Sakti, adalah bagian dari kelompok duapuluh lima galaksi. Astronomer Perancis Gerard de Vaucouleurs melakukan penelitian dalam skala yang lebih besar lagi pada tahun 1950, dan menemukan bahwa kelompok galaksi juga tidak terdistribusi merata. Ia mengelompokkan galaksi dalam supercluster yang mempunyai rentang 200 juta-tahun-cahaya. Para ilmuwan kemudian percaya bahwa supercluster galaksi ini adalah unit yang lebih tepat karena semesta tampak terdistribusi merata. Tapi ada lagi penemuan baru yang mendapatkan bahwa supercluster terletak pada gelembung raksasa. Didalam gelembung adalah rongga besar tanpa ada galaksi hampir tak ada massa dan energi.

Uniknya Veda mempunyai referensi tentang struktur raksasa ini pada Satapatha Brahmana:

“Ketika Apah dipanaskan, gelembung (Phena) tercipta” -Satapatha Brahmana 6.1.3.2

Definisi Apah sudah dijelaskan diatas bahwa itu bukan semata-mata air. Ada cukup referensi untuk membuktikan bahwa orang suci Veda menganggap Apah melingkupi seluruh alam semesta. Dengan tanpa mengetahui arti sains dari Apah, semua agama dan mitologi membicarakan alam semesta yang ditutupi oleh air pada awal penciptaan.

Mantram yang dikutip diatas, dengan jelas membuktikan bahwa orang suci Veda berpendapat bahwa tegangan permukaan bekerja sehingga Apah menjadi berbentuk gelembung. Ditemukannya gelembung raksasa dalam skala besar pada struktur alam semesta membuktikan adanya tegangan permukaan dalam evolusi semesta.
Karena ilmu pengetahuan modern gagal memasukkan tegangan permukaan dalam teori Big Bang, tak heran setelah tujuh puluh tahun riset yang terus menerus belum juga mampu memprediksi evolusi alam semesta.
Sebabnya jelas. Seluruh framework Big Bang adalah salah, dan kini saatnya Teori Veda, White Hole – Black Hole menjadi alternatif teori penciptaan modern

artikel ini dicopy-paste dari : http://ngarayana.web.ugm.ac.id

DHARMA

Dan keutamaan dharma itu sesungguhnya merupakan sumber datangnya kebahagiaan bagi yang melaksanakannya; lagipula dharma itu merupakan perlindungan orang yang berilmu; tegasnya hanya dharma yang dapat melebur dosa triloka atau jagad tiga itu


(Sarasamuscaya. 18)

KIAMAT

Istlah kiamat merupakan istilah agama-agama rumpun yahudi (abrahamic religion) dari setiap agama tersebut berkembang makna hari kiamat yang cukup banyak baik menurut islam, kristen maupun yahudi secara umum kiamat dapat diartikan hari kehancuran alam semesta.

”..matahari akan menjadi gelap, dan bulan tidak lagi bercahaya. Bintang-bintang akan jatuh dari langit, kuasa-kuasa langit akan goncang, dan para penguasa angkasa raya akan menjadi kacau-balau. [Matius 24:29, Markus 13:24-25]

”..pada matahari, bulan, dan bintang-bintang akan kelihatan tanda-tanda. Di bumi, bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Manusia akan takut setengah mati menghadapi apa yang akan terjadi di seluruh dunia ini, sebab para penguasa angkasa raya akan menjadi kacau-balau. [Lukas:21:25-26]

KEDATANGAN HARI KIAMAT, KEPASTIAN DAN KEADAANNYA

Hari kebangkitan dari kubur dalam Al-Qur'an kadang-kadang disebut sebagai Yaumul Qiyamah (hari kebangkitan besar,Qs. 75:1), Yaumul Fashl (hari keputusan, Qs. 77:13), Yaumul Hisab (hari perhitungan, Qs. 38: 26), dan masih banyak lagi makna-makna kiamat tersebut dalam Al-Qur'an.

Kedatangan hari kiamat hanya Allahlah yang tahu. Tidak ada yang dapat menjelaskan kapan kedatangannya melainkan hanya Allah SWT. Dan kiamat itu tidak akan datang melainkan dengan tiba-tiba. (Qs. 7: 187)


Mengenai kedahsyatan hari kiamat ini dijelaskan oleh Allah dalam (Qs. 23: 101-114).
Dan tanda-tanda kedatangan hari kiamat dan huru hara di saat datangnya kiamat itu tersebut dalam (Qs. 27: 82-93).

Hal-hal yang terjadi pada hari kiamat:

  1. Pada hari ini akan ditimbang amalan-amalan yang baik dan perbuatan-perbuatan jahat. Mengenai hal ini disebut dalam Al-Qur’an surat 21 ayat 47 : “Dan Kami pada hari kiamat akan mengadakan timbangan yang adil sehingga seseorang tidak akan dirugikan barang sedikitpun, dan kalau ada (perbuatan) sebesar biji sawipun, niscaya akan Kami kemukakan kepadanya dan cukuplah Kami sebagai Penimbang." Juga disebut dalam Qs. 21: 47.
  2. Hari itu akan akan diperlihatkan pula kitab catatan perbuatan manusia. Hal ini tersebut dalam Qs. 13: 11, Qs. 43: 80, Qs. 45: 29, dan masih banyak yang lainnya.

Demikianlah mengenai hari kiamat. Terhadap mereka yang berbuat baik, pahalanya adalah sepuluh kali daripada yang dikerjakannya, malah diibaratkan, bahwa perbuatan baik itu sebagai sebutir biji gandum yang tumbuh sampai 7 bulir, sedang tiap-tiap bulir memuat 100 butir biji. Tetapi apabila manusia berbuat jahat, maka ia hanya mendapat siksaan setimpal dengan kejahatannya. (Qs. 6: 160, QS. 2: 261, Qs. 28: 84.

Dalam keterangan lain yang ditulis Ibnu Katsir lewat kitab An-Nihayah, Nabi Muhammad menjelaskan kepada umatnya bagaimana orang-orang sholeh bisa hilang di akhir zaman. Imam Bukhari meriwayatkannya dengan sanad dari Mardas Al-Islami bahwa Rasulullah bersabda; “Orang-orang sholeh akan hilang satu per satu, sehingga tinggallah orang-orang sampah seperti gandum dan kurma serta Allah SWT sama sekali tidak mempedulikan keberadaan mereka.” Maksudnya yang tersisa hanyalah manusia yang tidak berguna.

Disisi lain umat Kristen memandang hari kiamat (akhir Zaman) sebagai rangkaian peristiwa yang dimulai dari pengangkatan – rapture, masa kesukaran- tribulation, munculnya anti kristus (pendusta), kehadiran Jesus kristus untuk kedua kalinya dan perang Harmagedon serta sampai pada munculnya dunia baru.

Umat kristiani meyakini bahwa yesus akan menjadi hakim yang adil pada hari kiamat (kisah para rasul17:31), akan dihancurkanya salib, dibunuhnya babi serta dihapuskannya pajak. Hari kiamat memiliki gambaran yang mengerikan seperti gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi.. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya…[Wahyu 6:12-14]

Peta Zaman:

Dari adam sampai abraham = 2000 tahun

Dari abraham sampai Jesus = 2000 tahun

dari jesus sampai menjelang kiamat = 2000 tahun

Kerajaan damai = 2000 tahun

_____________________________________

Jumlah = 7000 tahun

Dari peta zaman tersebut dapat disimpulkan bahwa : zaman itu hanya berumur 7000 tahun (karena Tuhan menciptakan bumi ini hanya dalam waktu 6 hari dan hari ketujuh adalah hari pengkudusan (kej. 2: 1-3) sedangkan 1 tahun sama dengan 1 hari bagi Tuhan (petrus 3:8-12). Tahun 1998 adalah tahun munculnya banyak pendusta dan huru-hara sebagai tanda-tanda kemunculan hari kiamat.

Kiamat dalam pandangan Hindu

Dalam agama hindu tak mengenal istilah hari kiamat seperti yang dikenal oleh rumpun abrahamic religion tetapi setiap penciptaan selalu ada awal dan juga akhir (stiti, upti, pralina). Agama hindu mengenal istilah Mahapralaya. Dalam Upanisad dianalogikan Tuhan mencipta dan mengakhiri ciptaannya seperti laba-laba yang menebar dan menarik jaring-jaring dari dan ke badannya. Semuanya berjalan sesuai hukum alam. Ini berarti kelahiran dan kematian (musnah) bisa terjadi kapanpun sesuai dengan hukum alam.

Pralaya merupakan sinonim dari Samhara, satu dari 5 fungsi Siwa. Pralaya (Sanskrit) artinya adalah berakhir, menyerap kembali alam di akhir jaman/kalpa; penghancuran dan Mati. Pralaya di Terminologi Hindu:

  1. Nitya pralaya berarti tidur, arti yang lebih luasnya adalah Mati, terjadinya kematian jiwa.
  2. Laya atau Yuga Pralaya, di akhir Maha Yuga (4 yuga), terjadinya banyak sekali kematian (mis perang, gempa dll).
  3. Mavantara Pralaya, terjadi di setiap mavantara, jadi sebanyak 14 Mavantara, berupa banjir besar yang mendahului adanya Manu ‘manusia’.
  4. Dina (hari) Pralaya atau Naimittik Pralaya atau pralaya, terjadi di akhir kalpa (1 hari penuh Brahma = 1000 Maha yuga), hancurnya semesta, Surga dan Neraka (3 dunia: Bhur, bhuwah, swaha).
  5. Mahapralaya, terjadi di akhir Maha Kalpa (100 Kalpa), atau di akhir usia Brahma, dimana 14 Dunia, 5 elemen(tatwa) 3 sifat (triguna) musnah. Jadi seluruh Brahmanda (telur yang mengembang, semesta dan segala isinya termasuk para deva) di serap kembali oleh Brahman.
  6. Aatyantika Pralaya, ‘tercapainya perjalanan jiwa lepas dari roda samsara’, khusus arti yang ini, maka waktu terjadinya adalah relatif.
  7. Philosophi samkya menyatakan bahwa pralaya berarti ‘kosong, tiada apapun, keadaan yang dicapai ketiga triguna (Satwam, rajas, tamas) berada pada kondisi yang balance, arti no 6 ini merupakan sinonim dari no 5, waktu terjadinya adalah relatif.

Jadi sejarah bumi saat ini berada di jaman Kaliyuga ke-28 pada tahun Brahma ke 51. Jaman Kaliyuga ini di mulai di Februari 3102 SM [Manusmrithi 1:64-80; Surya Sidhantha 1:11-23] dan berakhir di 432.000 tahun kemudian.


Dalam ilmu fisika modern Letak matahari diperkirakan 150.000.000 kilometer jauhnya dari bumi.Sinar matahari akan sampai ke bumi dalam waktu 8 menit 20 detik. Para fisikawan telah menghitung energi matahari yang dipancarkan sama dengan 5,7×1000.000.000.000.000.000.000.000.000 kalori per menit dan mampu menyala selama 50 miliar tahun.Dengan demikian, waktu menyala bagi matahari juga terbatas dan pada suatu hari nanti, matahari tidak akan bersinar lagi.






TRI NETRI KAITANYA DENGAN PENGHANCURAN ( KIAMAT )
written by Putra Ciwa, December 11, 2009

Manusia telah mencari Tuhan hampir 2500 tahun setelah sorga dimana pada waktu berakhirnya sorga pada jaman dinasti chandra berkuasa dengan Rajanya "Rama" bertahta di Bharata ketika fase dunia memasuki 2500 tahun setelah sorga dan manusia perlahan mengalami penurunan dari sifatnya yang mulia seperti dewa dewi mulai mengambil racun kehidupan yang dikenal dengan Panca wikara 5 kejelekan napsu, ego, marah, serakah dan keterikatan pada dunia material sebagai akibat hidup hanya memuaskan mata, hidung, mulut, kulit, sentuhan dll sehingga kita mulai terperosok pada kepalsuan hidup dan penuh dengan duka. seiring pertambahan manusia dengan kelahiran kembali/reinkarnasi mulai memadati planet bumi ini duhuluanya peradaban sorga adalah satu benua satu bangsa dan satu bahasa dewa dewi sehingga sampai sekarang kita sangat senang menyimpan dan memajang gambar gambar dewi dewi karena mereka adalah sosok manusia sempurna yang telah mengalahkan musuh dalam dirinya dan sosok panutan. agama mulai turun pada jamannya yang dibawa masing masing pendirinya yang diikuti ledakan popolasi masing masing pengikutnya sampai semua agama berkembang dengan irama dunia dan masanya hingga akhirnya kita berada pada puncak jaman besi penghujung jaman kali kita disuguhkan berbagai adegan bercampur dengan segala racun dan nestapa tangisan dunia dengan berbagai arena penghancuran bagaimanapun juga semua kitab suci tercipta untuk mengayomi semua penganut agama namun semuanya adalah karangan manusia yang masih belum sempurna dibandingkan pengetahuan Tuhan yang Maha Agung sebagai sutradara yang agung sang pencipta dan permainan drama dunia tak terbatas ini. seperti janji Beliau Tuhan Ciwa turun pada jaman puncak kegelapan manusia kini Beliu telah berada hampir 73 tahun di akhir jaman ini. Tuhun memberikan semuanya berupa sari dan madu ilmu pengetahuan tentang diri Beliau dan ciptaan terkait dengan 3 aspek waktu masa lalu masa kini dan masa yang akan datang. saat inilah Tihan Ciwa memberitahu kita segalanya tentang masa yang akan datang dimana sebentar lagi sorga akan muncul sebagai siklus abadi dari Jaman emas( Satya yuga ) - Perak ( Treta Yuga ) - Perunggu ( Dwapara Yuga ) - Besi ( kali yuga ) inilah siklus waktu yang mengatur dunia ini selama 5000 tahun yang terus berputar abadi hal ini tak ada dalam kitab suci manapun saat ini adalah jaman transisi dimana apapun bisa terjadi kapanpun setiap detik. detik ini adalah waktu penanggalan pada keterikatan dunia karena manusia lahir tak membawa dan memiliki apapun termasuk badan kita sendiri bukanlah identitas sebenarnya dia hanya fana sementara kita adalah Atman /jiwa/roh yang berasal dari Shiwa Loka alam Tuhan dan para atma dalam keheningan serta melampui planet dan bintang. saudaraku ini adalah detik detik terakhir, berita akhir jaman adalah kebenaran sejati maka siap siagalah pada sang waktu, Tuhan Bapak Ciwa telah memnggil kita pada akhir jaman ini. kita semua telah lelah dan membangun berbagai tempat ibadah 2500 tahun belakangan ini, sang waktu telah memanggil kenalilah Tuhan yang sebenarnya dan segala keagungan serta belas kasihnya. Tuhan ciwa tak pernah meminta apapun, semua kemuliaan akan kembali pada kredit karma kita sebagai konskwensi Hukum karma. barang siapa yang mengenal Tuhan dan mengagungkan kemuliannya dalam praktek nyata akan pulang dengan senyum dan kemenangan di akhir jaman ini. Selamat berjuang. OM NAMO CIWA


(mh.40-kiamat)

Minggu, 21 Juni 2009

GAYATRI


Stuta maya varada vedamata pracodayantam pavamani dvijanam.Ayuh pranam prajam pasum kirtim dravinan brahmawarcasamMahyam dattwa vrajata brahmalokam.

Gayatri mantram yang diakhiri dengan kata pracodayat, adalah ibunya dari empat veda (Rgveda, Yayurveda, Samaveda, Atharwaveda) dan yang mensucikan semua dosa para dvija. Oleha karena itu saya selalu mengucapkan dan memuja mantram tersebut. Gayatri mantram ini memberikan umur panjang, prana dan keturunan yang baik, pelindung binatang, pemberi kemasyuran, pemberi kekayaan, dan memberi cahaya yang sempurna. Oh Tuhan berikanlah jalan moksa padaku.


OM BHUUR BHUVAH SVAH
TAT SAVITUR VARENYAM
BHARGO DEVASYA DHIIMAHI
DHIYO YO NAH PRACODAYAAT


OM

=

Para Brahman 'Tuhan yang Mahabesar'


BHUUR

=

Bhu loka 'alam fisik'. Ini juga menunjuk pada tubuh yang terbuat dari lima panca bhuta 'lima unsur'. Kelima unsur ini membentuk prakrti 'alam'.


BHUVAH

=

Bhuva loka 'alam pertengahan'. Bhuva juga merupakan prana sakti. Meskipun demikian prana sakti hanya dapat menghidupkan tubuh karena adanya prajnana.
Karena itulah, maka Weda menyatakan, "Prajnanam Brahma" 'Tuhan adalah kesadaran yang selalu utuh dan menyeluruh selamanya'.


SVAH

=

Swarga Loka 'surga tempat para dewa'
(Sanatana Sarathi, September 1995, hlm. 234)


TAT

=

Paramatma 'Tuhan atau Brahman'


SAVITUR

=

Itu atau Ia yang merupakan asal segala ciptaan ini


VARENYAM

=

patut disembah


BHARGO

=

sinar cahaya atau kecemerlangan spiritual, terang yang menganugerahkan kebijaksanaan


DEVASYA

=

kenyataan Tuhan


DHIIMAHI

=

kita bermeditasi


DHIYO

=

budi, intelek


YO

=

yang


NAH

=

kita


PRACODAYAAT

=

menerangi

Juga: DHIYO YO NAH PRACODAYAAT = Bangkitkan kemampuan wiweka-ku oh Tuhan, dan bimbinglah daku. (Gita Vahini)

Gayatri mempunyai tiga nama: Gayatri, Saavitri, Saraswati. Ketiganya ada dalam diri setiap manusia. Gayatri adalah penguasa indera. Saavitri adalah penguasa prana 'daya hidup atau tenaga hayati'. Saavitri menandakan kebenaran. Saraswati adalah aspek Tuhan yang menguasai kemampuan bicara. Ketiganya melambangkan kemurnian dalam pikiran, perkataan dan perbuatan (trikarana suddhi). (Gayatri, Saavitri, dan Saraswati akan bersemayam dalam diri manusia yang melaksanakan kemurnian serta keselarasan dalam pikiran, perkataan, serta perbuatannya).mantra Gayatri ditujukan kepada Tuhan yang imanen transenden (Tuhan yang berada dalam kesadaran segala makhluk dan segala sesuatu, tetapi juga melampaui sesuatu).Tuhan yang imanem dan transenden disebut Savita. Savita berarti 'yang merupakan asal segala sesuatu'.


Karma Yoga

Seseorang tidak akan mendapatkan kebebasan dengan menelantarkan pekerjaannya, juga seseorang tidak akan mendapatkan kesempurnaan dengan hanya berpasrah diri.
[Bhagavad Gita III.4]



Seseorang yang bertindak (bekerja), sambil melepaskan keterikatannya, menyerahkan semua tindakan-tindakannya kepada Yang Maha Esa, tidak akan tersentuh oleh dosa, ibarat bunga teratai yang tak tersentuhkan oleh air.
[Bhagavad Gita V.10]

Semoga kita dapat melakukannya menuju kualitas kehidupan yang semakin sempurna.

Yajna

Yajna yang dipersembahkan sesuai dengan aturan kitab suci oleh mereka yang tidak mengharapkan ganjaran dan sangat percaya bahwa itu merupakan kewajiban yang harus dilakukan, merupakan yajna sattvika.

(Bhagavad Gita XVII - 11)

Pantheisme

Panteisme atau pantheisme (Yunani: πάν ( 'pan' ) = semua dan θεός ( 'theos' ) = Tuhan) secara harafiah artinya adalah "Tuhan adalah Semuanya" dan "Semua adalah Tuhan". Ini merupakan sebuah pendapat bahwa segala barang merupakan Tuhan abstrak imanen yang mencakup semuanya; atau bahwa Alam Semesta, atau alam, dan Tuhan adalah sama. Definisi yang lebih mendetail cenderung menekankan gagasan bahwa hukum alam, Keadaan, dan Alam Semesta (jumlah total dari semuanya adalah dan akan selalu) diwakili atau dipersonifikasikan dalam prinsip teologis 'Tuhan' atau 'Dewa' yang abstrak. Walau begitu, perlu dimengerti bahwa kaum panteis niet percaya terhadap seorang Dewa atau Dewa-Dewa yang pribadi dan kreatif dalam segala bentuk, yaitu merupakan ciri khas utama yang membedakan mereka dari kaum panenteis dan pandeis. Dengan begiru, meskipun banyak agama mungkin mengklaim memiliki unsur-unsur panteis, mereka biasanya sebenarnya sejatinya panenteis atau pandeistik.

Istilah panteis – yang diturunkan dari kata panteisme – pertama kali digunakan secara langsung oleh penulis Irlandia John Toland dalam karyanya yang berasal dari tahun 1705, "Sosinianisme Benar-Benar Dicanangkan oleh seorang panteis". Namun konsep ini telah dibicarakan jauh sebelumnya pada zaman filsuf Yunani Kuna, oleh Thales, Parmenides dan Heraklitus. Latar belakang Yahudi untuk panteisme bahkan mencapai zaman ketika kitab Taurat diturunkan dalam ceritanya mengenai penciptaan dalam kitab Kejadian dan bahan-bahan yang lebih awal berbentuk nubuat di mana secara nyata dikatakan bahwa kejadian alam" [seperti banjir, badai, letusan gunung dst.] semuanya diidentifikasikan sebagai "Tangan Tuhan" melalui idioma personifikasi, dan jadi menjelaskan rujukan terbuka terhadap konsep ini di dalam baik Perjanjian Baru maupun sastra Kabbalistik.

Pada tahun 1785, ada sebuah kontroversi besar yang muncul antara Friedrich Jacobi dan Moses Mendelssohn, yang akhirnya menyangkut banyak orang penting kala itu. Jacobi mengklaim bahwa pantheisme Lessing bersifat materialistik. Maksudnya ialah bahwa seluruh Alam dan Tuhan sebagai sebuah substansi yang luas. Untuk Jacobi, ini adalah hasil dari berbaktinya Zaman Pencerahan untuk mencari logika dan akhirnya ini akan berakhir kepada ateisme. Mendelssohn tidak setuju dengan menyatakan bahwa panteisme adalah sama dengan teisme.


Monisme adalah konsep metafisika dan teologi bahwa hanya ada satu substansi dalam alam. Monisme bertentangan dengan dualisme dan pluralisme. Dalam dualisme terdapat dua substansi atau realita sementara dalam pluralisme terdapat banyak realita. Konsep monisme seringkali dihubungkan dengan panteisme dan konsep Tuhan yang kekal.



Mengikuti suatu tradisi yang panjang H. P. Owen (1971: 65) mengklaim bahwa

"Pantheist adalah monists ... mereka percaya bahwa hanya satu Ada, dan bahwa semua wujud yang lain dari realitas adalah mode atau tampilan lain darinya atau identik dengannya."

Meski, seperti Spinoza, beberapa panteist dapat juga menjadi monist, dan monisme bahkan penting untuk beberapa versi panteisme (seperti panteisme Spinoza), tidak semua panteist adalah monist. Beberapa adalah pendukung politeisme dan beberapa lainnya pendukung pluralisme; mereka percaya bahwa ada banyak berbagai hal dan jenis serta beraneka jenis nilai. (Esiklopedi Filsafat Stanford). Tidak semua Monist adalah Panteist. Monist eksklusif percaya bahwa alam semesta, Tuhan dari Pantheist, tidak ada. Sebagai tambahan, penganut monisme dapat juga menjadi penganut Deisme, Pandeisme, Teisme atau Panenteisme; percaya akan suatu Tuhan monoteistis yang mahakuasa dan meliputi semua, dan kekal serta transenden. Ada monist politeis dan panenteis dalam agama Hindu (terutama di Advaita dan Vishistadvaita), Judaisme (panenteisme monistik terutama ditemukan di filsafat Kabbalah dan Hasidik), dalam Kristen (terutama dalam Ortodok Oriental, Ortodok Ketimuran, dan Anglikan) dan di Islam (untuk Sufi, terutama Bektashi).