Sabtu, 25 Oktober 2008

Mengapa Butuh Guru?

"Mengapa kalian membutuhkan seorang Guru?", tanya seorang tamu Ashram kepada para siswa.
"Bila air hendak dididihkan, ia membutuhkan wadah sebagai media antara api dengan si air itu sendiri.", jawab seorang siswa secara analogis.¹)

***

Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita bertemu dan berinteraksi dengan seseorang yang sedemikian arogannya, yang tidak mau bertanya, tidak mau berguru karena takut digurui, takut kelihatan atau disangka bodoh, walaupun sebetulnya ia memang dungu.

Justru dalam kedunguannya itu ia malah kelihatan cerdik, pintar berbelit, penuh akal-bulus; disamping kelihatan kritis serta sangat jeli melihat kesalahan, kelemahan, kekurangan dan keburukan orang lain, berani melontarkan berbagai bentuk gugatan bahkan mengemukakan pandangannya seakan-akan ia seorang montir akhli; padahal menggunakan obengpun tidak pernah.

Jangankan kriteria dari seorang Guru, ia bisa saja malah menetapkan kriteria Tuhan sebagai begini dan begitu, yang justru membuatnya menolak-Nya kalau saja ia benar-benar menjumpai-Nya.

Bagi yang seperti ini, Sang Buddha pernah bersabda kurang-lebih: "Si dungu menjadikan dirinya sebagai musuh". Tapi saya percaya Anda bukanlah orang seperti ini; orang yang menjadikan diri sendiri sebagai musuh lantaran dungu.
v ____________ _________ ____
¹) disadur dari karya Anthony de Mello; SJ. yang dijuduli "Meditation" .

http://www.hindu-indonesia.com/