Kamis, 09 Juli 2009

Manusia Dewa dan Setan


Pada saat kita menjadi 'manusia', dewa dan setan itu ada dan selalu beriringan (rwa bhineda). Pada saat kita menjadi 'dewa', setan itu tidak ada. Pada saat kita menjadi 'setan', dewa itu tidak ada. Pada saat kita mencapai Brahman: manusia, dewa, dan setan tidak ada .... pada saat kita menjadi 'bingung' ... ya nggak usah dipikir ...




????apakah berarti semuanya adalah satu. bagaimana ketika masing-masing personal itu bergerak berbeda? artinya pak mangku mengerjakan sesuatu kebaikan sedangkan saya berbuat kejahatan bagaimana bisa berbeda jika kita satu?



Kalau berbeda berarti yang dibicarakan bukan sisi Brahman yg ada pada diri kita. Stula dan sukma sarira kita memang berbeda. Tetapi stula dan sukma sarira yg berbeda berada dalam Brahman yg esa.



????Bapak,..... kalo begitu manusia sangat special, sampai bisa alami keberadaan dewa n setan pada saat bersamaan... What is the speciality about human, hingga sebegitu pentingnya, bapak ???



sifat kedewaan dlm diri manusia disebut suri sampad, sdgkan sifat kesetanannya disebut asuri sampad ... manusia dikatakan makhluk utama krn ia dpt menolong dirinya dr keadaan samsara (lingkaran kelahiran dan kematian) dg jalan subhakarma tanpa pamrih; demikianlah keutamaan dpt menjelma menjadi manusia.



????"Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dengan meninggalkan pakaian lama, begitu pula, sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan tua yang tidak berguna lagi" (gita 2.22)
bagaimana korelasinya dengan yg jro mangku jelaskan diatas? maaf saya bingung ada orang pernah bertanya pada saya : Bagaimana ... Baca Selengkapnyahalnya orang yang sudah sampai moksa, ... mencapai tuhan ... karena baginya tidak akan mengalami reinkarnasi lagi. Jika demikian halnya roh-roh orang yang hidupnya bersih, sebagai resi, pendeta yang tidak terikat oleh alam nafsunya, maka ia akan kembali kepada roh utama (Tuhan Yang Maha Esa), maka jika hal ini terjadi populasi manusia akan berkurang...



Ya, memang rumit. Makanya sering disebut filsafat tinggi. Pernah mendengar kata-kata: mati sajroning urip? Orang mencapai moksa tidak harus menunggu mati. Kalau begitu apakah moksa berarti mengurangi populasi manusia? Yang sampai kepada Brahman adalah kesadarannya, tidak terikat dengan kesadaran jasmani. Pada umumnya pikiran kita menginginkan alam ini langgeng karena masih terikat dengan nafsu (baik atau buruk). Tapi tidak ada materi yang langgeng, termasuk seluruh materi alam semesta ini.