Selasa, 06 Oktober 2009

Pengaruh Hindu Atas Tasawuf Islam

Disarikan dari tulisan Hamka
Oleh M. Putu Putra

Pengantar.

Dalam tulisan saya " Tentang Keesaan Tuhan ", saya ada mengutip pendapat Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah ( HAMKA ) Alm. yang dimuat dalam bukunya " perkemnbangan Tasauf dari abad ke abad ".
Ada beberapa bagian dari buku itu yang membahas kemungkinan bahwa kehidupan kerohanian islam berasal dari atau dipengaruhi oleh ajaran Hindu.
Hal ini dibahas dalam bab III dengan judul " Pengaruh - Pengaruh lain Atas Hidup Kerohanian Islam".
Dalam bab ini memang dibahas kemungkinan adanya pengaruh kehidupan kerohanian islam (dhi.tasauf )dari ajaran-ajaran agama atau aliran filsafat lain dari luar islam. Untuk pembaca WHD saya hanya akan mengutip pembahasan yang berkaitan dengan agama Hindu.
Tidak sedikit ahli-ahli penyelidikyang menyatakan pendapat bahwa hidupkerohanian Islam itu berasal dari ajaran hindu. Di dalam tahun 1938 kami telah membuka pertukaran pikiran diantara penulis-penulis Islam dalam majalah Pedoman Masyarakat tentang soal ini. Orang yang menguatkan adanya pengaruh itu berkata : " Pengaruh itu terang ada, bilamana diperbandingkan persamaan - persamaan yang banyak terdapat diantara pandangan hidup atau praktek melakukandidalam kitab-kitab suci orang hindu, baik dalam dasar kepercayaan, atau didalam ucapan-ucapan doa dan nyanyian - nyanyian aama. Demikian juga amalan ahli-ahli agama hindu dengan Yoganya, latihan ibadatnya, tafakurnya,Zikirnya dan ma'rifatnya".
seorang pengarang dan pengembara arab yang terkenal amat memperhatikan dan mempelajari kebudayaan Hindu, bernama Abul Raihan Muhammad bin Ahmad Albairuni ( 351-440 h. = 965-1049 m ). Dia telah menyelidiki kebudayaan Hindu sampai dalam, sampai dipelajarinya bahsa sanserkerta. Lama dia berdiam ditanah india , dikarangnya sebuah kitab yang bernama Tahqiqu Ma lil Hindi min Muqauwalah,mawbulatin fil aqli au marzulah. ( Penyelidikan tentang hal-hal di india, yang diterima atau ditolak akal ).
Dalam buku ini ditulisnya panjang lebar tentang ilmu pengetahuan, kepercayaan , ibadat , keagamaan dan filsafat india. Bukan saja suatu pandang selintas lalu, bahkan masuk kedalam pengupasan dan perbandingan.Di antara dasar fikiran india dan dasar fikiran yunani. Demikian juga dengan amalan kehidupan ahli-ahli tasauh.beliau banyak memberikan pertimbangan bahwasanya kehidupan Yga India banyak sekali persamaanya dengan kehidupan dan riadhan ( latihan jiwa ) kaum Sufi.
Kaum Orientalisten yang menguatkan pendirian bahwa Hidup Kerohanian Islam itu terpengaruh besar sekali oleh kebudayaan Hindu, umumnya mengambil alasan dari keterangan Albairuni ini.
Albairuni Ketika membandingkan persamaan jalan filsafat Yunani dan Yoga Himdu dengan ahli tasauf, berkata : " orang yang telah menghadapkan seluruh perhatiannya kepada sebab yang pertama, senantiasa berusaha menyerupai Nya sedaya upaya. Dia bersatu dengan Dia, bila telah melepaskan segala pengantar , ditinggalkannya.
Artinya menurut keterangan itu, seseorang yang telah menyediakan dirinya mencari Yang Ada, berdaya hendak bersatu dengan Dia. Tidak dihambat dirintangi oleh apapun. Dalam pandangan ini terdapat persamaan beberapa ahli filsafat Yunani, Ahli hikmat Hindu dan ahli tasauf Islam.
Lain dari itu ialah tentang kepercayaan akan adanya Tanasuch ( reinkarnasi ), yaitu kemungkinan berpindahnya suatu roh dari satu badan ke badan lai. Orang Hindu menamainya Karma. Karma itulah pokok kepercayaan agama Hindu. Artinya kalau tidak percaya adanya Karma, bukanlah Hindu.Karma pun bisa jelma, yaitu suatu roh memakai tubuh yang bukan tubuh insani boleh juga tubuh binatang, sebagai ular ( ini yang banyak, sehingga mereka sangat memuliakanya ,kera ( ingat Hanoman ), lutung ( ingat Lutung Kasarung ), dll. Dan sapi adalah penjelmaan yang amat mulia dan amat suci. Mahatma Gandhi sebagai mujadid ( pembaharuan atau intektual yang memberikan penafsiran baru )dari agama Hindu, dengan berbagai filsafatnya yang mendalam, membela kesucian sapi.
Albairuni meneruskan perbandinganya tentang persamaan pokok percayaan Karma dan jelma Hindu itu dengan mazhab orang sufi." menurut dasar inilah pandangan setengah orang sufi, yang berkata, bahwasanya dunia ini adalah diri yang tidur, dan akhirat diri yang bangun. Dan setengah dari mereka ( orang sufi ) memungkinkan Hulul ( Tuhan menjelma dalam diri insan ), menjelma yang haq pada tempat-tempat, sebagai langit,arasy 9(kursi tempat dudukTuhan yang terdapat di suatu tempat di atas langit ketujuh ) dan setengahnya pula memungkinkannya kepada sekalian alam dan binatang, dan kayu-kayuan dan barang-barang keras ( jamadaat ). Mereka namai itu Al Zuhur ul Kulli. ( pernyataan Semesta ). kalau itu telah mungkin, maka jelmaan roh dari datu badan ke badan lain, tidaklah perkara yang dapat ditolak lagi "
Setelah itu albairuni memperbandingkan tentang cara-cara melepaskan diri dari pengaruh dunia ini.
Nafs, diri, aku, ingsun, ich, sekarang terikat pada alam.terikatnya itu ada sebabnya, ialah Jahil. Dan untuk melepaskan segala bentuk ikatn itu adalah dengan pengeahuan dan pengenalan (ma’rifat). Sebagaimana dalam kitab Petenggel : menyatukan Fikiran kepada kesatuan Allah, memalingkan seseorang dari rasa, yang lain dari yang ditujunya. Siapa yang menghendaki Allah Niscaya dia menghendaki agar seluruh mahluk beroleh kebajikandenga tanpa pengecualian