Minggu, 21 Juni 2009

GANDHI DAN MISSIONARIS




Pada suatu pagi ada tiga orang tamu mengunjungi Gandhi di ashramnya di Sevagram. Tamu itu adalah Dr. Ceresole dan dua orang wanita missionaris. Gandhi memberikan pandangan yang kristis sekali mengenai kegiatan missionaris ini, yang melalui pelayanan kesehatannya mencoba menarik orang-orang Hindu menjadi agama Kristen. Berikut adalah sebagian cuplikan dari diskusi atau debat Gandhi dengan para missionaris itu seperti dicatat oleh Mahadev Desai, Sekretaris Gandhi (yang belakangan menggantikan Indira Gandhi sebagai PM India) seperti dimuat dalam Harijan 18 Juli 1936.

"Apakah anda cukup senang bila kita diam di rumah saja?" Seorang missionaris itu setengah bertanya setengah protes atas sikap Gandhi yang menentang kegiatan missi mereka di India.

"Saya tidak dapat mengatakan itu. Tapi saya pasti akan mengatakan bahwa saya tidak pernah dapat mengerti kepergian anda dari Amerika. Apakah di sana tidak ada sesuatu yang bisa dikerjakan?"

"Di Amerika juga banyak terdapat tugas-tugas pendidikan."

"Itu suatu pengakuan yang fatal. Anda bukan tenaga berlebihan di sana. Kecuali karena sikap aneh yang telah diambil oleh Gereja anda, anda seharusnya tidak di sini."

"Saya datang karena para wanita India memerlukan perawatan medis sebesar yang dibutuhkan oleh wanita Amerika. Tapi bersama dengan itu saya mempunyai keinginan untuk membagi warisan agama saya, agama Kristen."

"Inilah sesungguhnya sikap yang ingin saya lawan. Anda telah mengatakan bahwa mungkin ada sejumlah jalan yang lebih baik."

"Tidak, maksud saya mungkin ada jalan yang lebih baik lima puluh tahun yang akan datang."

"Tapi kita bicara tentang saat ini, dan anda telah mengatakan mungkin ada satu jalan yang lebih baik.

"Tidak, tidak ada jalan yang lebih baik dewasa ini dari pada jalan yang saya ikuti."

"Itulah apa yang saya sebut terlalu banyak mengandai-andai. Anda belum menguji semua keyakinan agama yang lain. Bahkan sekalipun anda telah melakukannya, anda tidak dapat menyatakan diri anda tidak dapat bersalah (infallible). Anda mengandaikan mengetahui semua orang, yang hanya dapat anda lakukan bila anda adalah Tuhan. Saya ingin anda mengetahui bahwa anda bekerja di bawah dua kepalsuan (kepalsuan dobel) : Bahwa apa yang anda kira adalah yang terbaik untuk anda pasti benar demikian; dan bahwa apa yang anda anggap yang terbaik bagi anda juga merupakan yang terbaik bagi seluruh dunia. Kalau ini merupakan anggapan bahwa anda mahatahu dan bahwa anda bebas dari kesalahan saya mohon anda sedikit rendah hati."

Mahatma Gandhi adalah salah seorang pendukung terbesar dari toleransi beragama. Bagi Gandhi kata ‘toleransi’ belum dapat sepenuhnya menggambarkan apa yang dia maksudkan dalam hubungan antar agama. Karena kata ‘toleransi’ seolah-olah mengandung unsur arogansi, "kamu memang tidak seperti saya, tapi ya saya tetap mentolerir keberadaanmu." Atau kata ini bisa juga mengandung unsur ketidakacuhan "kamu ya kamu, aku ya aku. Yang penting kita tidak saling mengganggu." Bagi Gandhi sikap semacam itu tidak cukup. Bagi Gandhi hubungan antara agama bukan sekedar tidak saling mengganggu. Bagi Gandhi hubungan antar agama adalah hubungan saling menghormati. Jadi kata yang lebih tepat bagi Gandhi adalah apresiasi. Setiap orang hendaknya menghargai dan menghormati agama lain. Mohon diperhatikan bahwa Gandhi tidak pernah mengatakan semua agama itu sama saja. Yang dikatakannya adalah bahwa setiap agama mengandung sejumlah kebenaran di dalam dirinya (Anekantawada), walaupun setiap agama juga pernah melakukan kesalahan, kekejaman dan bahkan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perjalanan sejarahnya.

Sekalipun terlibat dalam pikiran-pikiran besar seperti di atas, Gandhi tidak pernah mengabaikan kenyataan yang terjadi di lapangan. Ia tidak pernah mengabaikan atau meremehkan atau menganggap kecil berbagai upaya-upaya dari para missionaris Kristen untuk mengalih-agamakan orang-orang Hindu. Gandhi dengan tegas menyatakan toleransi, atau apresiasi terhadap agama lain, sama sekali tidak boleh menyebabkan seseorang acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri.

Dialog di atas hanya satu bagian kecil dari diskusi atau perdebatan Gandhi dengan para missionaris Kristen, pandangan Gandhi terhadap agama Kristen serta kegiatan para missionaris, seperti yang terhimpun dalam buku "Gandhi on Christianity" editor Robert Ellsberg. Buku ini sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul "Gandhi Dalam Dialog Antar Agama, Hindu-Kristen, dan sedang dalam proses penerbitan.


NPP.

http://www.iloveblue.com